Mohon tunggu...
Syam Asinar  Radjam
Syam Asinar Radjam Mohon Tunggu... Petani - petani

petani

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kenapa Wisatawan Ingin ke Indonesia?

20 Januari 2015   23:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Slogan sebuah kota juga memberi pengaruh pada kesan yang didapat wisatawan. Saya suka slogan kota Wellington, New Zealand. Begitu mendarat di bandara kota itu, terpampang tulisan besar: “Wild at Heart”. Terjemahan sederhananya berarti “beranikan dirimu untuk menjelajah!”. Bukan hati yang galau (boleh saya tambah emoticon cengir?).

Kesan lain saya dapat di kota Labasa, di Fiji. Kota kecil di pulau Vanua Levu itu punya slogan “Friendly North”. Dan sungguh, penduduk kota itu benar-benar friendly, amat sangat bersahabat. Sekadar gambaran, saya pernah terdampar sekali dalam keadaan kehabisan uang kecuali untuk ongkos kembali ke Suva, ibukota Fiji. Saya mesti bermalam tanpa bisa bayar penginapan termurah sekalipun. Para karyawan sebuah hotel di sana sangat bersahabat. Berbagi bekal untuk menjamu saya makan malam, menyiapkan saya tempat tidur, hingga memaksa saya beristirahat sembari mereka semalaman menunggu bis yang akan menuju Suva. Slogan “Friendly North” terasa amat mencerminkan kotanya.

Lain lagi dengan Jakarta. Slogannya, “Enjoy Jakarta”. Rasanya, slogan itu belum berhasil mencitrakan Jakarta, belum pula berhasil mengesankan para pendatang. Sebagai warga Jakarta sendiri, saya bingung apa enjoy-nya Jakarta. Dari cuit dan status di sosial media, gampang ditemukan keluhan warga terhadap kotanya. Tentang lalu lintas yang macet dan semrawut hampir setiap hari, dan tentang banjir pada musimnya. Bagaimana dengan turis?

Secara berseloroh, dengan adik-adik saya, kami pernah mendiskusikan slogan yang lebih tepat ketimbang “enjoy jakarta” untuk ibukota Republik Indonesia ini. Dengan segala keunikan yang tersebunyi dengan baik di balik masalah yang dihadapi kota ini, sebenarnya Jakarta menantang untuk tujuan pelancong.

Padat, semrawut, macet, terpolusi, belum punya sistem transportasi masal yang memadai, tetap jadi magnet bagi penjelajah. Mereka perlu merasakan jakarta. Karena itu Slogan “Rasain Jakarta” mungkin lebih punya bunyi. “Feel Jakarta” atau apalah!

Pengalaman, bukan cuci mata


Pendataan obyek wisata potensial yang mengkin mengundang datangnya wisatawan tentu sudah dilakukan. Lokasi berpemandangan alam menarik pasti masuk dalam daftar. Entah itu pantai, danau, alam gunungan, dan hutan alam yang dapat dijadikan kawasan wisata alam.

Jangan berhenti pada penyediaan tempat wisata. Mesti juga disiapkan berbagai unsur pengaya, berupa pelayanan yang bersahabat, lingkungan yang aman dan bersih, keunikan sejarah dan budaya yang unik, dll. Unsur-unsur ini memiliki arti dan bernilai bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Cuci mata tak cukup mengenyangkan jiwa. Wisatawan mendambakan pengalaman. Entah itu di kebun raya, taman konservasi, bangunan bersejarah, gunung-gunung, Kementerian Pariwisata mesti melihat potensi kawasan untuk memikat wisatawan ketimbang memfokuskan pada keindahan tempat.

Kementerian dan pelaku industri kadang perlu melakukan “rekayasa” tempat tujuan wisata, bukan hanya mengandalkan obyek utama di destinasi tersebut. Penyediaan pusat informasi, pemandu, aktifitas anak-anak, aktifitas bersama masyarakat setempat, tur kuliner, akan membantu interaksi antara wisatawan dengan budaya setempat. Dengan demikian, pengalaman para wisatawan akan terasa lebih bermakna.

Meminjam istilah Farid Gaban, “wisatawan datang tak hanya untuk cuci mata, tapi juga mencari makna.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun