Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wacana Subsidi BBM Pertamax yang Meredup, seperti Meredupnya Langit Jakarta?

29 Agustus 2023   17:03 Diperbarui: 29 Agustus 2023   17:45 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BBM Pertamax/sumber: cnbcindonesia.com

Dalam konteks ini, subsidi yang diberikan pada Pertamax dianggap sebagai solusi strategis untuk mengatasi polusi udara dengan mengurangi emisi gas beracun. 

Namun, pernyataan Menteri ESDM yang membantah rencana subsidi ini telah menghilangkan ekspektasi tersebut.

Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, dalam pernyataannya juga menegaskan bahwa pembahasan mengenai pemberian subsidi pada Pertamax masih berlangsung di internal pemerintah. 

Meskipun demikian, dengan bantahan resmi dari Menteri ESDM, rencana subsidi tersebut kini menjadi tanda tanya.

Alasan pemberian subsidi, memang tidak hanya berkaitan dengan aspek lingkungan. 

Pertimbangan ekonomi juga memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan ini. 

Kenaikan harga BBM dapat berdampak pada inflasi dan biaya hidup yang lebih tinggi. 

Oleh karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan dengan cermat bagaimana subsidi dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.

Ketika masyarakat pertama kali mendengar tentang rencana subsidi Pertamax, harapan muncul bahwa langkah ini dapat meredakan beban biaya hidup dan mendukung lingkungan yang lebih bersih.

Namun, dengan penegasan resmi dari pemerintah, harapan tersebut menjadi redup, seredum langit Jakarta beberapa minggu ini.

Selain itu, kurangnya transparansi dalam proses komunikasi juga menuai kritik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun