Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo dan Ijtima Ulama, serta Politisasi Agama yang Kehilangan Makna!

31 Desember 2018   02:41 Diperbarui: 31 Desember 2018   02:52 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto/Suara.com

Politisasi agama begitu rentan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Selain itu, politisasi agama,  juga membuat masyarakat teralihkan dari yang seharusnya melihat kualitas serta program kandidat, menjadi sekadar menengok identitas-identitas primordial yang melekat pada diri sang kandidat.

Di Pilpres 2019 ini,  politisasi agama memang tak bisa begitu saja dilepaskan dari sisi Prabowo, karena dari sisi rekam jejak dan juga pengalaman, kita tidak menemukan sama sekali pad diri mantan Danjen Kopassus ini.

Namun, ketika kubu Prabowo memperkuat posisi dirinya dengan rekomendasi imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, melalui Ijtima Ulama, Jokowi justru lebih dulu menggandeng sosok ulama KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

Ijtima Ulama sudah seperti kehilangan maknanya. Salah satu kriteria khusus Ijtima Ulama dalam memilih tokoh nasional,yaitu  Muslim yang taat beribadah dalam arti luas. Inilah yang sepertinya tidak dimiliki Prabowo Subianto.

Apalagi kemudian, publik menyaksikan Prabowo ikut serta dalam acara Natal Bersama yang digelar Keluarga besarnya yang memang mayoritas non-Islam. Bahkan, tak sedikit  orang yang mengatakan bahwa Prabowo tidak bisa memimpin sholat, berwudhu, bahkan juga membaca Al-Quran. Bagaimana mungkin, sosok Prabowo yang didukung Ijtima Ulama, justru tidak menunjukkan sosoknya sebagai seorang muslim yang taat beribadah.

Jika kita mau menengok agak ke belakang, ketika Ijtima Ulama I yang merekomendasikan Ustadz Abdul Somad dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres, Prabowo justru lebih memilih kadernya sendiri Sandiaga Uno. Hal ini, justru memperlihatkan bahwa Prabowo telah memperalat sekelompok ulama yang selama ini mendukungnya.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber:

1. MediaIndonesia.com (30/07/2018) "Mendefinisikan Politisasi Agama"

2. Kumparan.com (28/07/2018) "5 Kriteria Khusus Capres Cawapres Menurut Ijtima Ulama 212"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun