"Waduh! 4 PSK yang Terjaring Operasi Pekat di Cibinong Ternyata Idap HIV/AIDS" Ini judul berita di megapolitan.okezone.com (16/5/2025).
Judul berita ini menunjukkan pemahanan terkait dengan epidemi HIV/AIDS yang sangat rendah pada wartawan dan redaktur media online ini.
Pertama, yang 'aduh' itu bukan kasus HIV/AIDS pada pekerja seks komersial (PSK) yang terdeteksi, tapi pada laki-laki yang menularkan dan yang tertular HIV/AIDS dari 4 PSK tersebut,
Kedua, dalam kehidupan sehari-hari laki-laki pengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS kepada 4 PSK tersebut bisa sebagai seorang suami, pacar, selingkuhan serta pelanggan PSK sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS kepada istri, pacar, selingkuhan serta PSK. Bahkan, tidak sedikit laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu sehingga jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV/AIDS kian banyak.
Jika seorang istri tertular HIV/AIDS dari suaminya, maka ada pula risiko penularan HIV vertikal dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya, terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
Ketiga, ada banyak laki-laki yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu yang pernah atasu sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan 4 PSK tersebut. Sekarang tidak ada program penjangkauan yang memaksa laki-laki memakai kondom setiap kali ngeseks dengan PSK (lihat matriks).
Secara empiris ada 720 -- 1.200 laki-laki, bisa warga setempat atau pendatang, yang berisiko tertular HIV/AIDS dari 4 PSK tersebut, yaitu: 4 PSK x (3-5) laki-laki per malam x 20 hari per bulan x 3 bulan (tes HIV efektif setelah tertular di atas 3 bulan).
Maka, yang jadi persoalan adalah ada 720 -- 1.200 laki-laki yang berisiko tertular HIV/AIDS. Inilah yang perlu dicari oleh Pemkab Bogor agar mereka tidak jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Dalam berita disebutkan: "Dari hasil yang didalami empat orang mengidap HIV AIDS dalam pantauan penggiat/pendamping HIV," kata Sekretaris Satpol PP Kabupaten Bogor, Anwar Anggana kepada wartawan, Jumat (16/5/2025).