Mohon tunggu...
Syaiful  W HARAHAP
Syaiful W HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger

Pemerthati berita HIV/AIDS sbg media watch

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Tekan dan Perangi Penyebaran HIV/AIDS di Jawa Barat Melalui Hubungan Seksual Hanya Bisa Dilakukan Orang per Orang

12 Mei 2025   14:46 Diperbarui: 12 Mei 2025   14:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: hospitalpresidente.com.br)

Celakanya, orang-orang yang tertular HIV tidak semerta menunjukkan gejala-gejala, tanda-tanda atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan sebelum masa AIDS yaitu antara 5-15 tahun setelah tertular HIV.

Tapi, orang-orang yang mengidap HIV/AIDS tanpa gejala-gejala, tanda-tanda atau ciri-ciri yang khas AIDS bisa menularkan HIV ke orang lain, terutama melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

"Situasi ini semakin menguatirkan dengan ditemukannya 379 kasus HIV pada ibu hamil pada tahun 2024, hal ini berakibat terdapat 855 kasus HIV pada anak usia 0-19 tahun pada tahun 2024," Jelas Iwan Amintrapadja, Koordinator ALTRAS Jabar, Iwan S Amintrapadja.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi atau dilaporkan tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.

Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).

Gambar: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Gambar: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Nah, Sdr Iwan rupanya tidak perhatikan langkah pemerintah, dalam hal ini pemerintah kabupaten dan kota, yang hanya mewajibkan ibu hamil tes HIV, tapi tidak melakukan tes HIV terhadap suami ibu-ibu hamil yang terdeteksi HIV-positif.

Itu artinya pemerintah membiarkan suami-suami ibu hamil yang HIV-positif menyebarakan HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. (lihat matriks penyebaran HIV/AIDS jika suami ibu hamil tidak jalani tes HIV).

Matriks: Penyebaran HIV/AIDS Jika Suami Ibu Hamil Tidak Jalani Tes HIV. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Penyebaran HIV/AIDS Jika Suami Ibu Hamil Tidak Jalani Tes HIV. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Yang lebih konyol lagi sosialisasi dan edukasi terkait dengan HIV/AIDS justru perempuan yang jadi sasaran, padahal yang menyebarkan HIV/AIDS adalah laki-laki.

Baca juga: Salah Sasaran Edukasi Pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Bekasi (Kompasiana, 9 Mei 2025)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun