Membaca informasi di Clickompasiana (Event Hardiknas: Bagikan Pendapatmu Tentang Membaca Buku di Kereta) tiba-tiba saya teringkat ke Carita, Pandeglang, Banten.
Dulu, di akhir tahun 1980-an ada sebuah hotel di sana, namanya Carita Krakatau Beach Hotel yang dikelola oleh Dr Axel Ridder, WN Jerman ahli sejarah timur.
Apa istimenya hotel itu?
Selain memakai arisektur Baduy yaitu rumah panggung dengan bahan kayu, tapi kamar mandinya deluxe, juga mempekerjakan warga Baduy.
Tapi, ada yang lebih khas di hotel itu, mungkin satu-satunya di Indonesia saat itu, di restorannya ada buku bacaan fiksi dan nonfiksi, seperti novel, untuk dipinjam tamu tentu dengan bayaran. Menurut Dr Ridder turis bule itu justru gemar membaca sehingga hotel menyediakan bahan bacaan.Â
Halaman hotel yang langsung ke bibir pantai jadi tempat yang nyaman untuk membaca diterpa angin sepoi-sepoi dari laut.
Tamu yang menginap di hotel itu umumnya turis bule. "Itu untuk santapan turis bule," ujar (Alm) Dr Halwany Michrob, antropolog 'urang Banten' tentang bahan bacaan yang disedikan Dr Ridder.
Sayang, Dr Ridder balik ke kampung halamannya dan hotel itu sekarang berganti jadi apartemen. Bahkan, dulu ada museum khas Banten di sana, tapi entah di mana sekarang museum itu.
Apa beda turis bule dan turis nusantara jika wisata di pantai?