Sebaliknya, berdoa belaka tanpa ikhtiar rentan terhadap sifat pemalas dan mencari kambing hitam. Dia enggan untuk bergerak. Bahkan kalaupun pertolongan Tuhan telah datang, dia enggan menyambutnya. Akan tetapi, bila kegagalan menimpanya, dia segera mencari alibi dan kambing hitam.
Dikisahkan, suatu ketika Nabi Muhammad saw dan sahabatnya tiba di masjid. Sahabat tersebut membawa unta.Â
Ketika sahabat tersebut mau masuk masjid, Nabi Muhammad saw menegurnya. Kenapa dia tidak mengikat untanya terlebih dahulu.
Sahabat itu pun menjawab bahwa dia sudah tawakal kepada Tuhan. Namun, apa jawaban Nabi saw? Beliau menyuruh sahabatnya mengikat untanya dahulu baru tawakal.
Kisah tersebut adalah contoh nyata dari Nabi Muhammad saw bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini. Yakni, doa, tawakal, dan ikhtiar harus berjalan seirama. Jangan sampai meninggalkan salah satunya.
Dengan sudut pandang yang berbeda, dengan keyakinan yang mantap, dan dengan iringan doa, kita akan melihat setiap celah dalam kebuntuan. Mungkin pintu celah itu memang kecil sehingga mudah terabaikan. Padahal kalau dimasuki terdapat taman indah menawan. Mungkin celah itu dekat namun terhalang emosi. Padahal kalau berpikir tenang, celah itu tampak bercahaya.
Selama kita tidak putus asa dan berhasil menawan emosi, insyaallah Tuhan akan memberikan jalan. Kita hanya perlu lebih sabar dan lebih sungguh-sungguh melangkah. Jika kita berhasil mengontrol keduanya, kita akan melihat banyak keajaiban. Wallahu a'lam.
Surabaya, 3 April 2024