Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Menulis 4: Terukir Abadi dalam Sejarah

23 Maret 2024   12:45 Diperbarui: 23 Maret 2024   12:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.pexels.com

Sungguh beruntung dulu Plato mau menulis ucapan-ucapan gurunya, yaitu Socrates. Andai Plato tidak melakukan itu tentu pikiran-pikiran Socrates akan hilang begitu saja. Bahkan kemungkinan besar Socrates tidak akan dikenal hingga sekarang.

Beruntung pula para ulama fiqih mau menulis. Dari tulisan mereka, generasi masa kini bisa belajar agama lebih baik. Generasi masa kini dapat mengenal kewajiban, larangan, atau sunnah secara lebih rinci melalui tulisan-tulisan mereka.

Andai para pendiri bangsa ini tidak meninggalkan tulisan, mungkin kita akan kesulitan membaca gagasan dan pikiran mereka. Beruntung para pendiri bangsa ini sangat produktif menulis. Sebut saja bapak proklamator, yaitu Soekarno dan Hatta. 

Dua orang itu sangat banyak tulisannya yang bisa dibaca hingga sekarang. Buku-buku mereka selalu dicetak ulang dan dibaca oleh generasi-generasi masa kini. Meskipun generasi masa kini tak pernah bertemu mereka, namun lewat tulisan yang ditinggalkan, generasi masa kini banyak belajar.

Jadi, menulis bukan semata kepentingan diri sendiri. Keinginan untuk mengabadikan diri dalam tulisan bukan semata-mata ingin dipandang istimewa. Akan tetapi, agar generasi masa kini dan masa depan dapat mengambil pelajaran. Dengan demikian, mereka tidak akan jatuh ke jurang yang sama.

Karena menulis memiliki tujuan yang mulia semacam itu maka sudah seharusnya kita meninggalkan jejak yang baik. Kita tulis kebaikan-kebaikan yang dapat memberi manfaat kepada diri sendiri dan pembaca. Kita tulis hal-hal positif yang dapat mendorong pembaca untuk menjadi lebih maju.

Kita tulis sesuatu yang membuat kita gembira bila disebut. Kita tinggalkan jejak yang baik. Usahakan untuk menghindari peninggalan yang buruk. Hindari meninggalkan karya yang dapat menciptakan mudarat kepada diri sendiri dan orang lain.

Jadilah penulis yang abadi dalam kebaikan, bukan sebaliknya. Jadilah penulis yang peduli terhadap kemajuan di masa depan, bukan sebaliknya. Sebab apa yang kita tinggalkan, kelak pasti akan dimintai pertanggungjawaban.

RGS, 22 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun