Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Eid Mubarak 93: Mewaspadai Inflasi Global Pasca Idul Fitri

27 April 2024   22:04 Diperbarui: 27 April 2024   22:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tidak hanya itu, inflasi yang tinggi juga dapat memicu ketidakstabilan sosial dan politik. Ketika harga barang kebutuhan pokok meroket, ini dapat menyebabkan ketegangan sosial di antara masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kenaikan harga tersebut. Selain itu, tekanan inflasi juga dapat meningkatkan tekanan politik terhadap pemerintah untuk mengambil tindakan yang dapat meredakan dampak ekonomi negatif, yang dalam beberapa kasus dapat mengarah pada kebijakan yang kurang bijaksana secara ekonomi.

Inflasi global pasca Idul Fitri telah menjadi perhatian serius bagi perekonomian global, karena berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dampak-dampak yang timbul akibat lonjakan inflasi setelah perayaan Idul Fitri.

Pertama-tama, salah satu dampak utama dari inflasi pasca Idul Fitri adalah penurunan daya beli masyarakat. Kenaikan harga barang konsumsi dan kebutuhan pokok dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, mengakibatkan penurunan konsumsi dan investasi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan menyebabkan ketidakstabilan di pasar keuangan.

Selanjutnya, inflasi yang tinggi juga dapat menyebabkan redistribusi pendapatan yang tidak merata di masyarakat. Masyarakat dengan pendapatan tetap atau terbatas, seperti para pekerja berpenghasilan rendah, rentan terhadap dampak negatif inflasi yang tinggi. Mereka cenderung mengalami penurunan daya beli dan kesejahteraan relatif dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan lebih tinggi.

Dari perspektif bisnis, inflasi pasca Idul Fitri juga dapat meningkatkan biaya produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan. Kenaikan harga bahan baku dan energi dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi, sementara tekanan untuk mempertahankan harga jual dapat mengurangi margin keuntungan. Hal ini dapat mengurangi investasi perusahaan dan menghambat pertumbuhan sektor swasta.

Selain itu, inflasi yang tinggi juga dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kenaikan harga barang kebutuhan pokok dapat memicu protes dan demonstrasi dari masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kenaikan harga tersebut. Tekanan sosial ini dapat meningkatkan ketidakpuasan terhadap pemerintah dan memicu ketegangan politik yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial dan keamanan.

Dari perspektif teoritis, teori ekonomi monetarisme dapat memberikan wawasan tentang dampak inflasi pasca Idul Fitri. Teori ini menekankan bahwa inflasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang yang beredar di pasar. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang tepat diperlukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga.

Untuk mengatasi dampak inflasi global pasca Idul Fitri, langkah-langkah kebijakan yang hati-hati dan terkoordinasi diperlukan. Bank sentral perlu menjaga keseimbangan antara merangsang pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga melalui kebijakan moneter yang sesuai. Di sisi lain, pemerintah perlu mengadopsi kebijakan fiskal yang bijaksana untuk meredakan tekanan inflasi dan melindungi kesejahteraan masyarakat.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang dampak inflasi pasca Idul Fitri, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi ini dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi global.

Untuk mengatasi fenomena inflasi pasca Idul Fitri, diperlukan langkah-langkah kebijakan yang hati-hati dan terukur. Pertama, bank sentral perlu menjaga keseimbangan antara merangsang pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga. Mereka dapat mengadopsi kebijakan moneter yang sesuai, seperti menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi atau mengatur likuiditas pasar untuk mengendalikan tekanan harga.

Selain itu, pemerintah juga dapat berperan dalam mengendalikan inflasi dengan memperkuat pengawasan terhadap harga barang kebutuhan pokok dan mendorong persaingan yang sehat di pasar. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi tekanan inflasi yang berlebihan dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun