Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Happy Ramadhan 104: Kue dan Makanan Tradisional Nusantara

6 April 2024   15:17 Diperbarui: 6 April 2024   15:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Selain itu, peningkatan penjualan makanan dan kue tradisional juga dipengaruhi oleh faktor budaya dan tradisi. Makanan dan kue tradisional memiliki nilai simbolis yang kuat dalam budaya masyarakat Muslim, terutama selama perayaan Idul Fitri. Masyarakat cenderung mempertahankan tradisi mempersiapkan dan menyajikan hidangan-hidangan khas Idul Fitri sebagai bagian dari ritual perayaan dan juga sebagai cara untuk mempererat hubungan sosial dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.

Namun, di balik gemerlapnya peningkatan penjualan makanan dan kue tradisional, terdapat juga tantangan dan dinamika yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah persaingan antarpedagang dalam memperebutkan pangsa pasar yang semakin kompetitif. Dalam upaya untuk menarik konsumen, para pedagang makanan dan kue tradisional harus berinovasi dalam hal produk, kemasan, dan strategi pemasaran. Mereka juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain seperti kualitas, harga, dan pelayanan agar tetap bersaing di pasar yang semakin ketat.

Tidak hanya itu, peningkatan penjualan makanan dan kue tradisional juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan adanya peningkatan aktivitas perdagangan selama periode ini, banyak pedagang lokal, termasuk petani, produsen bahan baku, dan pengrajin, dapat merasakan dampak positifnya melalui peningkatan penjualan produk mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat di tingkat lokal.

Dari segi teori ekonomi, fenomena peningkatan penjualan makanan dan kue tradisional selama Idul Fitri juga dapat dipahami melalui konsep permintaan dan penawaran. Permintaan akan makanan dan kue tradisional meningkat secara signifikan menjelang Idul Fitri, sementara penawaran dapat mengalami tantangan dalam memenuhi permintaan yang melonjak tajam. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga dan terjadinya kelangkaan barang tertentu di pasar, meskipun dalam beberapa kasus pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mengontrol harga dan menjaga stabilitas pasokan.

Makanan dan kue tradisional telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas sebuah bangsa. Mereka tidak hanya menyajikan cita rasa yang lezat, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun, di balik kelezatan dan keindahan tersebut, terdapat plus dan minus yang perlu dipertimbangkan, terutama dari perspektif ekonomi.

Plus: Memperkaya Warisan Budaya dan Identitas Bangsa

Makanan dan kue tradisional adalah cermin dari warisan budaya sebuah bangsa. Mereka mencerminkan keanekaragaman budaya dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad. Dalam menyajikan makanan dan kue tradisional, kita tidak hanya menikmati cita rasa yang autentik, tetapi juga menghargai sejarah dan keberagaman budaya yang menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa.

Dari sudut pandang ekonomi, keberadaan makanan dan kue tradisional juga memiliki dampak positif dalam memperkaya industri kreatif dan pariwisata. Banyak pengusaha kuliner yang memanfaatkan kekayaan kuliner tradisional untuk mengembangkan bisnis mereka. Mereka menciptakan inovasi baru dalam penyajian dan pemasaran makanan dan kue tradisional, sehingga menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mencicipi kelezatan kuliner tradisional kita.

Minus: Tantangan dalam Menjaga Keberlanjutan dan Kualitas

Meskipun memiliki nilai-nilai yang tinggi dari segi budaya, makanan dan kue tradisional juga menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam menjaga keberlanjutan dan kualitas produk. Seiring dengan modernisasi dan globalisasi, banyak makanan dan kue tradisional yang mulai tergeser oleh makanan cepat saji dan makanan impor. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan warisan kuliner tradisional kita.

Dari perspektif ekonomi, tantangan terbesar yang dihadapi oleh produsen makanan dan kue tradisional adalah dalam hal pemasaran dan distribusi. Banyak produsen makanan dan kue tradisional yang masih menggunakan metode produksi yang konvensional dan kurang efisien. Mereka sering kesulitan untuk memasarkan produk mereka secara luas, terutama di era digital saat ini di mana persaingan pasar semakin ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun