"Nggak apa-apa kok bang. Ini keselek tadi." Elak saya.
"Tapi enak?"
"Apanya bang?"
"Keseleknya! Ya nasi gorengnya lah. Masa hidup kamu. Hahahaha."
Saya semakin terkejut. Menurut saya abang nasi goreng ini agak keterlaluan untuk seorang yang tidak mengenal saya, tapi malah berani melontarkan guyonan perihal hidup saya. Saya melepas piring yang ada di tangan saya. Menghentaknya sedikit keras di sampingnya, tepat di tengah-tengah posisi kami duduk.
"Maksud abang apa? Abang kenal saya? Kok sok akrab begitu. Pake acara nyinggung-nginggung hidup saya lagi."
"Kamu serius tidak ingat saya?"
"Hah? Apaan sih? Ketemu juga baru sekali. Abang baru jualan di sini juga kan."
"Saya tahu betul siapa kamu."
"Jangan bercanda sama saya bang. Suasana hati saya sedang tidak enak. Nanti piring ini melayang ke kepala abang." Ucap saya, semakin jengkel.
"Hahahaha. Saya tahu betul kalau kamu tidak memiliki keberanian untuk itu. Kamu itu penakut."