Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemahaman Sejati Melampui Tujuan Nilai Tinggi

27 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 27 Februari 2024   00:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi via image creator Canva 

"Belajar sejati bukanlah sekadar mengejar nilai, melainkan menguasai kompetensi dengan utuh."

Dalam dunia pendidikan yang seringkali terlalu memfokuskan pada nilai dan peringkat, sebuah perspektif baru mulai mengemuka: budaya penguasaan pembelajaran (mastery learning culture). Konsep ini mengubah paradigma pembelajaran dengan menempatkan proses belajar itu sendiri sebagai tujuan utama, bukan semata-mata hasil akhir berupa nilai tinggi.

Kita semua unik dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Namun dalam sistem pendidikan tradisional, seringkali ada tekanan untuk mencapai target kurikuler dalam waktu yang sama - yang menyebabkan beberapa siswa tertinggal sementara yang lain maju terlalu cepat. 

Budaya penguasaan pembelajaran menantang asumsi ini dengan mengakui bahwa setiap individu memiliki laju belajar yang berbeda, dan memberikan ruang serta waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing siswa untuk benar-benar menguasai pelajaran sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Alih-alih hanya berfokus pada nilai akhir, pendekatan ini menekankan pada pemahaman yang mendalam. Siswa didorong untuk tidak sekedar menghafalkan fakta dan rumus, namun memahami konsep dengan sepenuhnya sebelum dapat melanjutkan ke pelajaran lain. 

Dengan demikian, fondasi pengetahuan mereka lebih kokoh dan tidak ada lagi lubang-lubang pemahaman yang tertinggal. Di sisi lain, bagi mereka yang dapat menguasai lebih cepat, guru dapat memberikan tantangan dan pendalaman materi lebih lanjut, sehingga tidak ada waktu yang terbuang.

Dampak positif dari budaya penguasaan pembelajaran sudah teruji. Sebuah studi terhadap mahasiswa di perguruan tinggi yang menerapkan model ini menunjukkan tingkat kelulusan hingga 90% - jauh melampaui rata-rata nasional. 

Rasa percaya diri siswa pun meningkat, karena mereka tidak lagi merasa tersisih oleh ketidakmampuan untuk mengejar target waktu yang kaku. Mereka belajar bahwa kegagalan sesaat bukanlah akhir, namun bagian dari proses menuju pemahaman yang lebih baik.  

Selain itu, budaya penguasaan pembelajaran turut mendukung pengembangan keterampilan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) yang sangat dibutuhkan di era serba cepat ini. Pekerjaan masa depan akan membutuhkan kemampuan untuk terus mempelajari hal baru dan beradaptasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun