Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ayah Publik vs Ayah Pribadi

24 Februari 2024   12:17 Diperbarui: 24 Februari 2024   12:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecemburuan Anak Kandung terhadap Orang Tua yang Dipanggil Ayah di Sekolah

Kecemburuan merupakan perasaan alami yang dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali anak-anak. Perasaan ini muncul ketika seseorang merasa terancam akan kehilangan kasih sayang atau perhatian dari orang yang disayanginya. Salah satu bentuk kecemburuan yang kerap muncul adalah kecemburuan anak kandung terhadap orang tuanya sendiri. 

Rasa cemburu ini bisa saja muncul ketika sang anak mengetahui bahwa orang tuanya yang juga seorang guru kerap dipanggil 'ayah' oleh murid-muridnya di sekolah. Bagi seorang anak, panggilan 'ayah' seharusnya hanya ditujukan kepada ayah kandungnya. Mendengar orang lain memanggil ayahnya dengan sebutan yang sama, otomatis akan memicu kecemburuan dalam diri si anak.

Namun sebelum rasa cemburu ini berkembang menjadi sikap negatif, ada baiknya orang tua memahami perspektif sang anak. Sebagai anak, sudah sewajarnya ia ingin memiliki orang tua sepenuhnya untuk dirinya sendiri. Apalagi di usia balita dan prasekolah, anak masih belum bisa memahami hubungan sosial secara utuh. Yang ada dalam pikirannya hanyalah "ayah adalah ayahku, bukan ayah orang lain".

Dari sisi orang tua sendiri, sudah sepatutnya mereka memberikan pemahaman kepada sang anak bahwa dirinya tetaplah figur ayah bagi anaknya. Meski dipanggil ayah oleh banyak orang di sekolah, hal itu murni karena tuntutan profesi sebagai guru. Panggilan tersebut tidak mengurangi kasih sayangnya sebagai ayah kandung dari si anak. 

Orang tua harus meyakinkan anaknya bahwa dirinya tetap menjadi prioritas utama sebagai anak kandung. Tidak peduli seberapa sibuknya urusan di sekolah, kewajiban seorang ayah terhadap anaknya tidak pernah berkurang. 

Cara lain yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan melibatkan sang anak dalam aktivitasnya di sekolah. Misalnya mengajaknya berkunjung ke sekolah dan bertemu langsung dengan para murid yang memanggil ayahnya dengan sebutan 'ayah'. Dengan begitu, si anak bisa melihat sendiri bahwa 'ayah' yang dimaksud oleh para murid berbeda dengan 'ayah' dalam konteks dirinya sebagai anak kandung.

Dari sisi guru pun sebaiknya memberikan penjelasan halus kepada para murid agar tidak memanggilnya 'ayah' jika bertemu dengan anak kandungnya di area sekolah. Penjelasan ini penting agar sang anak tidak salah paham dan justru makin cemburu.

Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak adalah kuncinya di sini. Orang tua wajib memberikan pemahaman secara bijak dan penuh kasih sayang, sementara sang anak perlu belajar mengendalikan rasa cemburunya. Dengan cara ini, kecemburuan alami yang kerap muncul dalam diri anak dapat diubah menjadi pembelajaran berharga tentang relasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun