Mohon tunggu...
Syahrani Abda Syakura
Syahrani Abda Syakura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sosiologi UNJ

Membaca jendela dunia, menulis mencetak sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemi Covid-19 dan Hiper-realitas Baudrillard

26 Desember 2021   21:08 Diperbarui: 26 Desember 2021   22:08 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saran

            Revolusi teknologi yang terjadi di era saat ini memberikan implikasi bahwa masyarakat dibanjiri oleh berbagai informasi dan banyaknya informasi ini membuat orang cenderung melakukan spekulasi yang dapat berisiko kepada masyarakat luas. Oleh karena itu masyarakat sebagai konsumen terhadap produksi yang diciptakan oleh media sosial harus dapat menyaring kebenaran pada realitas yang ada. Mampu membedakan berita palsu dan fakta sebenarnya, sehingga tidak langsung menelan mentah-mentah terhadap informasi yang diterima dan disebar oleh oknum tidak bertanggung jawab.

            Masyarakat harus memiliki sifat skeptis pada berita yang disebar di media sosial, terutama mengenai kesehatan dan pandemi Covid-19 dengan mencari tahu sumber yang terpercaya sehingga dapat mengurangi kepanikkan atau berita palsu yang beredar. Dengan adanya sifat tersebut masyarakat kemudian tidak termakan hiper-realitas pada hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi. Serta dapat membedakan hal yang asli dan palsu dalam realitas sebenarnya.

Penutup

            Media sosial sebagai produk dari pesatnya perkembangan teknologi memberikan dampak hiper-realitas di masyarakat dengan menciptakan dunianya sendiri. Dunia itu tampak nyata melebihi realitas sebenarnya. Masyarakat sebagai konsumen dari produk tersebut sering kali terlena dan mudah percaya karena hal ini menimbulkan sifat konsumerisme terhadap simulasi yang di produksi oleh manusia.

            Konsumerisme berlanjut ketika menyebarnya informasi mengenai virus corona yang menimbulkan kepanikkan hampir di seluruh dunia. Hal-hal yang bersifat hiper-realitas dalam dunia simulasi ditelan mentah-mentah oleh masyarakat, padahal terdapat beberapa video yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh oknum yang menyebar informasi tersebut. Berdasarkan informasi yang disebar inilah muncul kepanikkan di masyarakat seolah virus ini adalah virus yang sangat berbahaya. Padahal pada beberapa kasus terdapat pasien sembuh dari Covid-19.

Daftar Pustaka

Adrian, K. (2020, May 27). Kelompok Penyakit yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena COVID-19. Alodokter. Diakses 19 Desember 2021, https://www.alodokter.com/kelompok-penyakit-yang-dapat-meningkatkan-risiko-terkena-covid-19.

Chandani Kalia, B. S. (2021). ANALISIS PENYEBARAN BERITA HOAKS PANDEMI COVID-19 DI BONDOWOSO MELALUI FACEBOOK. Diakses 19 Desember 2021, http://repository.unmuhjember.ac.id/8721/9/JURNAL.pdf.

Herlinda Fitria. (2015). HIPERREALITAS DALAM SOCIAL MEDIA (STUDI KASUS: MAKAN CANTIK DI SENOPATI PADA MASYARAKAT PERKOTAAN). INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi, 45(2), 87-100. Diakses 19 Desember 2021, https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/download/7985/6754     

Meera Senthilingam. (2021). Wabah dan Pandemi. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia. https://www.google.co.id/books/edition/Wabah_dan_Pandemi/CJVEEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=(Meera+Senthilingam,+2021).&pg=PR3&printsec=frontcover.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun