Mohon tunggu...
syahnira mayarani
syahnira mayarani Mohon Tunggu... Lainnya - ..

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Surat Darimu

21 November 2020   18:14 Diperbarui: 21 November 2020   19:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu aku pergi ke perpustakaan dan mencari surat keduanya. Aku menemukan surat keduanya, karena dalam surat pertamanya ia memberikan petunjuk dimana ia menyelipkan surat keduanya itu. Surat keduanya berisi rekomendasi buku – buku yang menarik. Dia juga menuliskan lokasi surat ketiganya. 

Selain itu, dia juga menuliskan bahwa buku yang diselipkan surat kedua ini merupakan buku kesukaannya. Aku pun memeriksa daftar peminjam buku tersebut untuk mengetahui namanya. Kebetulan hanya ada satu nama dalam daftar peminjam buku itu. Namanya adalah Horan.

Aku memeriksa daftar teman sekelas yang ia buatkan. Tidak ada yang namanya Horan di kelasku. Aku berpikir mungkin dia anak kelas lain. Sejujurnya, berkat daftar teman sekelas yang Horan buatkan, aku menjadi lebih dekat dengan teman – teman sekelas. Karena aku dapat mengingat nama mereka semua.

Aku mencari surat ketiga di atap sekolah, dekat tempat latihan memanah. Disana aku bertemu dengan seorang laki – laki. Aku menyangka bahwa dia adalah Horan yang menulis surat – surat itu. Tetapi dia sudah lebih dulu pergi setelah melihatku. Kupikir dia pergi kemana, ternyata dia berlatih memanah. Aku pun melanjutkan mencari surat ketiga. Surat ketiga berisi lokasi surat berikutnya, yaitu di kandang kelinci.

Di kandang kelinci aku menemukan surat keempat dan juga makanan kelinci. Lalu aku memberi makan kelinci – kelinci disana. Tiba – tiba orang yang kulihat di atap datang. Kami berdua terkejut melihat satu sama lain. Aku memutuskan untuk berkenalan dengannya.

‘hai, namaku Sora,”


“aku Peter, kamu dapat makanan kelinci itu darimana? Dari Horan ya?”

“iya, kamu temannya Horan?’

“…bukan,” ia menjawab dengan muka kesal.

Setelah itu kami berpisah.

Waktu istirahat makan siang tiba. Aku makan bersama teman – temanku yang baru. Mereka mengobrol tentang lomba panah. Mereka bilang tiap tahun eskul panah selalu menang dalam perlombaan. Tetapi tahun ini mereka khawatir tidak memenangkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun