Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Syekh Nawawi Banten: Asketisme dan Ideologi Politik

1 April 2019   16:10 Diperbarui: 2 April 2019   09:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal inilah yang juga kemudian tetap menjadi nilai-nilai abadi bagi "kesederhanaan" Syekh Nawawi sekalipun ia tinggal di Mekah selama kurang lebih 30 tahun. Nilai asketisme atau "kesederhanaan" itu tetap melekat. Pernah Snouck bertanya kepadanya, kenapa ia tidak bersedia mengajar di Masjid al-Haram, ia menjawab secara diplomatis, "kalau mereka diizinkan mengajar di sana, pastilah mereka cukup mumpuni untuk hal itu".

Sebagai seorang anak dari Penghulu kecamatan dari Tanara, Banten, Syekh Nawawi seolah tidak berkeinginan untuk menggantikan kedudukan ayahnya, Umar bin Arabi. Sepulang dari Mekah setelah tiga tahun tinggal disana ketika haji bersama kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad, Nawawi tampak kurang kerasan di Banten dan kembali ke Mekah untuk berbagai alasan. 

Sekalipun Syekh Nawawi tidak tertarik dengan urusan-urusan politik, namun kekuasaan orang-orang Eropa di tanah kelahirannya tetap menjadi bagian kritiknya kepada aspek penjajahan dan mustahil dia mengikuti jejaknya ayah dan adiknya yang keduanya menjadi penghulu yang diangkat oleh pemerintah-kafir Belanda. 

Snouck mendeskripsikan, bahwa "orang ini cukup senang dengan kesulitan yang dialami pihak Belanda dan tidak menyetujui bahwa daerah Jawa harus diperintah oleh orang Eropa".

Apa yang saya maksud sebagai suatu "ideologi politik" tampaknya telah tertanam dalam benak Syekh Nawawi dalam hal penolakannya atas kekuasaan politik yang dikuasai orang "kafir". 

Sekalipun dirinya tampak enggan menghendaki peran politik sekaligus menghindari siapapun yang meminta nasehat "politik" kepadanya, namun banyak kekecewaannya yang ditunjukkan melalui sikap pribadinya dalam rentang pertemuannya dengan Snouck selama berada di Mekah. 

Mungkin dapat sedikit mengungkap, bagaimana ideologi politiknya itu kemudian dituangkan dalam karya tafsirnya yang monumental, "Marah Labid fi Kasyfi Ma'ani al-Quran al-Majid" yang diterbitkan di Mekah pada 1880-an. 

Suatu karya tafsir orisinil ulama Nusantara yang menginduk pada corak pemikiran ortodoksi belum terpengaruh atas respon modernisasi yang dipelopri Muhammad Abduh beberapa tahun setelahnya.

Menarik ketika Syekh Nawawi menafsirkan surat an-Nisa ayat 59: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu". Kalimat "ulil amri" yang seringkali dikonotasikan terhadap suatu kekuasaan politik, diuraikan secara historis dan aplogetis oleh Syekh Nawawi, merujuk pada suasana historis (asbab an-nuzul) pada waktu diturunkannya ayat tersebut. 

Sebagai mufassir yang "patuh" terhadap metodologi yang dikembangkan ulama-ulama ortodoks, Syekh Nawawi mengurai terlebih dahulu fakta historis yang merujuk pada hadis-hadis yang tentu saja diambil dari karya-karya ulama tafsir yang masyhur, sebelum ia mengungkapkan alasan pribadinya yang dapat memperjelas pendapatnya soal apa itu "kekuasaan politik".

Dalam tafsirnya, ayat 59 surat an-Nisa diatas, disebutkan terdapat suasana historis dimana konteks ayat itu terkait tentang Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi dan Khalid bin Walid yang diutus Rasulullah menjadi gubernur di Suriah---keduanya berdasarkan dari riwayat yang berbeda, dimana yang pertama dari Sa'id bin Zubair dan kedua dari Ibnu Abbas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun