Mohon tunggu...
Syahira Hir
Syahira Hir Mohon Tunggu... Lainnya - Squidward

Akun mati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

25 Desember 2021   19:22 Diperbarui: 25 Desember 2021   20:22 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sesuai dengan signaling theory, bergairahnya pertumbuhan dalam dunia usaha memberi signal positif bagi para investor untuk menginvestasikan dananya pada pasar modal sehingga jumlah permintaan saham meningkat dan harga saham sebagai cerminan dari nilai perusahaan juga ikut meningkat. 

Laju inflasi tertinggi selama periode pengamatan, yakni sebesar 6,96 persen yang terjadi pada tahun 2010 yang disebabkan oleh volatile foods karena musim paceklik yang melanda Indonesia di tahun 2010, sehingga menimbulkan demand pull inflation. 

Oleh karena penyebab terjadinya peningkatan inflasi adalah kelangkaan terhadap suatu jenis barang komoditas tertentu yang dapat segera teratasi begitu musim panen membaik, pemerintah tetap mempertahankan tingkat suku bunga SBI di kisaran angka 6 persen. Stabilnya tingkat suku bunga di Indonesia mampu menstimulasi perusahaan untuk menangkap peluang investasi yang ada, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 

Hal ini mendukung pendapat mengenai adanya hubungan positif antara inflasi dengan harga saham yang disebabkan oleh demand pull inflation (Samuelson, 2005).  

Pengaruh faktor ekonomi makro tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Terdapat empat alasan yang mendasarinya. Pertama, rendahnya rata-rata laju inflasi dan stabilnya tingkat suku bunga selama periode penelitian. 

Laju inflasi yaitu sebesar 4,51 persen masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan ratarata nilai perusahaan yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER) yang mencapai 8,26 persen selama periode 2009-2011. 


Nilai PER menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar dengan pendapatan per lembar saham (earning per share/ EPS). 

Laju inflasi selama periode penelitian yang tergolong ringan memberikan sentimen positif terhadap harga saham perusahaan. 

Stabilnya tingkat suku bunga juga membuat investor lebih memilih saham sebagai sarana berinvestasi karena dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika berinvestasi pada deposito.  

Kedua, adanya perbedaan klasifisikasi sektor idustri riil oleh pemerintah dengan sektor industri yang ditetapkan oleh JASICA pada Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan ini berpengaruh pada besaran nilai inflasi yang dihitung berdasarkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun