Begitu pula dalam hubungan sosial. Kita menilai teman/kolega dari "manfaatnya": apakah ia bisa membantu, membuka peluang, memberi dukungan. Hubungan pun menjadi transaksional. Kita jarang duduk mendengarkan tanpa tujuan. Jarang menatap mata seseorang tanpa ingin "mengambil pelajaran". Padahal, kemanusiaan tumbuh justru dari hal-hal yang tidak efisien: percakapan tanpa hasil, tawa tanpa alasan, waktu yang "terbuang" bersama orang lain.
Melihat Dunia dengan Cara Baru
Heidegger tidak berhenti di pesimisme. Ia mengajak kita untuk melihat teknologi dengan kesadaran penuh. Teknologi memang bisa membingkai dunia, tapi manusia masih bisa membuka bingkai itu---dengan berpikir, bertanya, dan berkesadaran.
Kita bisa mulai dari hal sederhana:
1. Saat memotret sesuatu yang indah, tundalah sejenak untuk benar-benar melihatnya lebih dulu.
2. Saat bekerja dengan komputer, ingatlah bahwa layar itu bukan seluruh dunia.
3. Saat menilai orang, lihatlah dirinya, bukan fungsinya.
Dengan cara itu, kita mulai melepaskan diri dari bingkai enframing. Kita mengembalikan dunia pada keberadaannya sendiri---tidak lagi sekadar "alat", tetapi kawan hidup yang berbagi makna dengan kita.
Menemukan Keheningan di Tengah Deru Mesin
Heidegger menulis, "Pertanyaan adalah kesalehan pikiran." Artinya, kemampuan untuk bertanya adalah tanda bahwa kita masih hidup sebagai manusia, bukan sekadar pengguna alat. Maka mungkin, tugas kita hari ini bukan menolak teknologi, tapi mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru tentangnya.
Apakah teknologi membuat kita lebih bebas, atau justru lebih tergantung?
Apakah dunia digital memperluas pikiran, atau malah mempersempit perhatian?
Apakah kita masih tahu bagaimana merasa kagum tanpa harus memotret dan membagikannya?
Ketika kita berani bertanya seperti itu, kita sedang berusaha keluar dari bingkai yang tak kasatmata itu---bingkai bernama enframing. Dunia mungkin tetap dipenuhi mesin, algoritma, dan layar, tetapi di balik semua itu, masih ada ruang untuk manusia yang berpikir, merasa, dan bertanya.
Dan selama manusia masih bisa bertanya, dunia tidak akan sepenuhnya terbingkai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI