Jadi, jangan takut menulis seperti kamu bicara sehari-hari. Orang tidak selalu mencari tulisan yang sempurna. Mereka mencari suara yang tulus.
4. Ajak Pembaca Terlibat
Jangan ragu sesekali bertanya: "Tulisan apa yang ingin kalian baca minggu depan?" atau "Pernahkah kalian mengalami hal serupa?"
Ajak pembaca ikut dalam proses menulis. Ketika mereka merasa bagian dari proses itu, mereka merasa memiliki. Dan rasa memiliki adalah bahan bakar komunitas yang paling kuat.
5. Bangun Jaringan dengan Sesama Penulis
Komunitas pembaca sering tumbuh dari komunitas penulis. Jika kamu saling membaca dan membagikan karya sesama penulis, akan terjadi pertukaran pembaca secara alami.
Bergabunglah dengan grup penulis, komunitas Kompasiana, forum literasi, atau bahkan grup WhatsApp para pegiat tulisan. Baca tulisan mereka, beri komentar tulus, dan mereka biasanya akan membalas dengan hal yang sama.
Pada akhirnya, membangun komunitas pembaca adalah soal menjadi teman yang baik di dunia maya. Menulis bukan sekadar tentang menyampaikan isi kepala, tapi juga soal menjalin hubungan dengan sesama manusia lewat kata-kata.
Dan seperti semua hubungan yang sehat, komunitas pembaca tak dibangun dengan angka, tapi dengan perhatian.
---
Baca juga:
Seri 1:Â Di Era Digital, Tulisan Tak Lagi Kesepian
Seri 2:Â Menjaga Tulisan Tetap Relevan dan Dicari Pembaca
Seri 3:Â Membaca Statistik Pembaca: Antara Data dan Rasa
Seri 4:Â Menyebarkan Tulisan Tanpa Terlihat "Spammy"
Nantikan seri 6: Menulis yang Tahan Lama: Merancang Tulisan Evergreen
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI