Kalian pasti sering denger kalau sains itu objektif. Katanya, ilmu pengetahuan itu cuma ngurusin fakta dan nggak ada hubungannya sama kepentingan siapa pun. Tapi coba deh, beneran kayak gitu? Atau jangan-jangan sains juga bisa dipengaruhi oleh hal-hal lain di luar logika dan data?
Gini ya, kalau sains itu murni objektif, kenapa ada penelitian yang fokus ke satu topik tertentu tapi topik lain malah diabaikan? Kenapa ada penelitian yang dibiayai oleh perusahaan besar, tapi ada juga yang nggak dapat pendanaan sama sekali? Jawabannya simpel: karena sains juga dipengaruhi oleh kepentingan!
Siapa yang Nentuin Topik Penelitian?
Coba lihat contoh sederhana. Misalnya ada dua penelitian:
- Penelitian tentang cara membuat rokok lebih aman.
- Penelitian tentang dampak rokok terhadap kesehatan.
Kira-kira, penelitian mana yang lebih mungkin didanai oleh perusahaan rokok? Jelas nomor satu, kan? Karena kalau nomor dua terlalu banyak dibahas, bisnis mereka bisa terancam. Nah, dari sini aja udah kelihatan kalau sains bisa dipengaruhi oleh pihak-pihak yang punya kepentingan.
Banyak riset yang sebenarnya bisa membantu masyarakat, tapi nggak dibiayai karena nggak menguntungkan buat pihak tertentu. Misalnya, penelitian tentang obat murah untuk penyakit langka sering kali nggak diminati oleh perusahaan farmasi besar. Kenapa? Karena mereka lebih suka bikin obat yang bisa dijual mahal dan dikonsumsi banyak orang. Jadi, bukan karena ilmunya nggak ada, tapi karena duit dan kepentingan yang menentukan arah penelitian.
Sains Juga Bisa Dimanipulasi
Kalian tahu nggak kalau ada masa di mana orang percaya kalau merokok itu aman? Itu karena dulu ada penelitian yang "dibantu" oleh perusahaan rokok buat nunjukin kalau merokok nggak berbahaya. Bahkan, ilmuwan yang bilang kalau rokok itu berbahaya malah diserang dan hasil penelitiannya nggak dipublikasikan.
Contoh lain, di Uni Soviet dulu ada teori yang namanya Lysenkoisme. Teori ini bilang kalau tanaman bisa "dilatih" supaya tumbuh lebih kuat tanpa harus pakai teori genetika. Masalahnya, teori ini didukung sama pemerintah waktu itu, padahal ilmuwan lain udah ngecek dan bilang kalau teori ini salah. Tapi karena politik lebih kuat dari sains, akhirnya teori ini dipaksain dan bikin Uni Soviet kelaparan karena gagal panen besar-besaran.
Dari contoh-contoh ini, bisa lihat kalau sains bisa dimanipulasi oleh kepentingan politik, ekonomi, atau ideologi tertentu. Jadi, nggak semua yang diklaim sebagai "ilmu pengetahuan" itu bener-bener murni dan objektif.
Objektivitas Itu Ada Batasnya
Bukan berarti semua sains itu bohong, ya! Jelas, banyak ilmuwan yang jujur dan bekerja keras buat nyari kebenaran. Tapi, yang harus dipahami adalah sains itu nggak pernah berdiri di ruang hampa. Ilmu pengetahuan berkembang dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi tertentu.
Misalnya, riset tentang perubahan iklim. Banyak ilmuwan udah sepakat kalau perubahan iklim itu nyata dan disebabkan oleh manusia. Tapi, ada juga pihak-pihak yang berusaha menggembosi temuan ini, terutama perusahaan bahan bakar fosil yang bisnisnya bakal kena dampak kalau dunia serius mengurangi emisi karbon. Mereka bahkan mendanai "penelitian tandingan" buat bikin seolah-olah perubahan iklim itu masih bisa diperdebatkan.
Jadi, kalau ada orang bilang, "sains itu objektif dan netral," ya bisa dibilang itu separuh benar, separuh mitos. Sains memang berusaha objektif, tapi cara penelitian dilakukan, siapa yang mendanai, dan bagaimana hasilnya dipakai bisa sangat dipengaruhi oleh kepentingan tertentu.
Gimana Cara Kita Menyikapinya?
Nah, kalau gitu, anda sebagai mahasiswa atau ilmuwan muda harus gimana? Nggak mungkin juga anda langsung nggak percaya sama sains, kan? Jawabannya bukan "percaya atau nggak percaya," tapi kritis dan sadar konteks.
- Lihat siapa yang mendanai penelitian -- Kalau ada penelitian yang bilang kalau junk food itu sehat, cek dulu siapa yang biayain risetnya. Kalau ternyata yang biayain adalah perusahaan junk food, ya kita harus lebih skeptis.
- Bandingin sama sumber lain -- Jangan cuma baca satu penelitian terus langsung percaya. Lihat juga penelitian lain yang ngebahas hal yang sama. Kalau mayoritas ilmuwan sepakat tentang sesuatu, kemungkinan besar itu benar.
- Pahami bahwa sains bisa berkembang -- Yang dianggap benar hari ini bisa jadi salah di masa depan. Misalnya, dulu kita percaya kalau Pluto itu planet, tapi sekarang udah nggak lagi. Jadi, jangan kaget kalau ada teori yang berubah seiring waktu.
- Jangan gampang termakan hoax -- Banyak orang suka bilang "ini sains!" padahal cuma opini atau penelitian yang datanya nggak jelas. Pastikan informasi yang kita terima benar-benar dari sumber yang bisa dipercaya.
Sains Itu Penting, Tapi Jangan Naif!
Sains itu penting banget buat perkembangan dunia. Berkat sains, kita punya teknologi canggih, obat-obatan, dan pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta. Tapi kita juga harus sadar kalau sains itu nggak selalu bebas dari kepentingan.
Jadi, yuk, anda jadi generasi yang melek sains, tapi juga kritis! Jangan gampang percaya begitu aja, tapi juga jangan asal nolak. Gunakan akal sehat, cari tahu lebih banyak, dan selalu pertanyakan: siapa yang diuntungkan dari sebuah "fakta ilmiah"? Karena, seperti kata pepatah, "di balik setiap penelitian, selalu ada yang punya kepentingan."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI