Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

BBM Oplosan? Ini Solusinya Biar Pertamina Enggak Ngeprank Kita!

26 Februari 2025   15:01 Diperbarui: 26 Februari 2025   15:01 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina. (Dok. Pertamina Patra Niaga)

Kita semua tahu, hidup di Indonesia itu penuh kejutan. Dari harga cabai yang naik-turun kayak roller coaster, sampai skandal bensin yang ternyata "kurang oktan" alias bensin oplosan. Ini bukan lagi sekadar hoax grup WhatsApp emak-emak, tapi benar-benar kejadian nyata. Pertanyaannya: apa kita cuma bisa pasrah dan ngelus dada sambil ngeluh ke tukang tambal ban? Jelas nggak!

Hari ini kita akan membahas solusi biar kita semua nggak jadi korban bensin oplosan lagi. Tenang, ini bukan solusi sok-sok serius yang bikin ngantuk, tapi solusi absurd yang---siapa tahu---bisa jadi kenyataan!

1. SPBU dengan Layar Oktan Besar Ala Skor Bola

Bayangin kalau setiap SPBU punya layar gede banget di atas tangki bensin yang menampilkan angka RON bensin yang dijual. Mirip kayak skor bola di stadion, tapi ini skor buat bensin! Jadi sebelum isi BBM, kita bisa cek dulu: apakah Pertamax hari ini benar-benar 92 oktan, atau lagi-lagi ada "diskon oktan" yang bikin kita rugi bandar?

SPBU yang berani pasang layar ini bisa kita beri penghargaan "SPBU Jujur Award" dan yang ketahuan curang? Nah, mereka wajib bikin diskon besar-besaran buat semua pelanggan selama sebulan. Tentu saja, tetap dengan bahan bakar asli, bukan yang dioplos pakai air kelapa!

2. Sensor Oktan di Dashboard Mobil

Zaman sekarang, teknologi makin canggih. Mobil bisa punya layar touchscreen, bisa nyetir sendiri, bahkan bisa manggil pemiliknya kalau hilang di parkiran. Tapi kenapa nggak ada sensor buat mendeteksi kualitas bensin?

Kita butuh alat di dashboard yang bisa langsung ngasih notifikasi: "Bahan bakar yang Anda gunakan memiliki RON 88, padahal yang Anda bayar RON 92. Anda sedang ditipu!" Nggak cuma itu, kalau oktannya beneran jeblok, mobil otomatis kasih peringatan dengan suara khas: suara Pak RT waktu nagih iuran keamanan.

3. Bensin dengan Warna Unik

Sekarang ini, kita cuma bisa percaya tulisan di pom bensin. Padahal, siapa tahu isinya beda dari yang diiklankan? Solusinya? Bikin bensin dengan warna-warna unik!

  • Pertamax 92 warna biru elektrik biar gampang dibedain dari Pertalite.
  • Pertalite warna hijau terang, kayak stabilo buat ngehightlight kecurangan.
  • Pertamax Turbo warna merah menyala, biar pemilik supercar bisa sombong lebih mantap.

Dengan warna mencolok begini, nggak ada lagi cerita bensin oplosan, karena ketahuan langsung kalau ada yang nyampurin. Kalau ada SPBU ketahuan jual bensin yang warnanya tiba-tiba bening kayak air galon, kita semua bisa langsung kompak protes massal.

4. Tes Oktan Gratis di Setiap SPBU

Daripada masyarakat dibikin tebak-tebakan soal kualitas BBM, kenapa nggak sekalian kasih alat tes oktan gratis di setiap SPBU? Bayangin kalau tiap pengendara bisa colok alat ke tangki dan langsung keluar angka kualitas bensin yang mereka beli. Kalau angkanya nggak sesuai, kita bisa rame-rame bikin pengumuman darurat di Twitter, "SPBU ini lagi main curang! Mari kita pindah ke SPBU sebelah yang lebih jujur!"

Bahkan kalau perlu, kita bikin aplikasi "BBM Trust Checker" yang bisa ngasih rating tiap SPBU berdasarkan hasil tes oktan pelanggan. SPBU jujur bakal dapat rating bintang lima, sementara yang suka curang bakal dipenuhi review pedas dan dihujat netizen sampai masuk berita.

5. Penghargaan Tahunan SPBU Terbaik dan Terburuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun