Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memasak Kesempatan dan Kepercayaan

30 April 2024   08:15 Diperbarui: 30 April 2024   09:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu dan anak memasak bersama di dapur. (Freepik/jcomp)

Mendengar itu, Ernanda terdiam sejenak. "Kamu benar, Nak. Mungkin ibu harus memberi kesempatan lebih untuk tim baru di kantor."

Malam itu, mereka makan Soto Ayam buatan mereka bersama-sama. Di tengah kehangatan dan tawa, Ernanda merenungkan pelajaran berharga dari anaknya. Sebuah kehangatan baru terasa menyelimuti hatinya, membawanya pada kesadaran akan pentingnya kesabaran dan kepercayaan.

***

Keesokan harinya, Ernanda datang ke kantor dengan semangat baru. Dia bertekad untuk menerapkan pelajaran yang dipetik dari percakapan malam sebelumnya dengan Dian. Memasuki ruang kerja, Ernanda memanggil timnya untuk berkumpul.

"Selamat pagi, semua. Saya ingin kita memulai hari ini dengan sesuatu yang berbeda," Ernanda memulai, sambil menatap satu per satu wajah yang menghadapinya. Ada rasa gugup terlihat jelas di beberapa wajah, mungkin karena mengira akan ada omelan yang menunggu.

Ernanda tersenyum, mengingatkan dirinya tentang Soto Ayam semalam. "Kita semua tahu, pekerjaan yang kita hadapi tidak mudah. Tapi, saya percaya setiap kesulitan selalu ada solusinya. Hari ini, saya ingin kita semua belajar sesuatu yang baru. Saya ingin setiap orang mencoba menangani bagian dari proyek yang belum pernah kalian lakukan sebelumnya."


Suasana menjadi tegang, namun perlahan beberapa anggota tim mulai bertukar pandang yang penuh antusiasme. "Tapi Bu, bagaimana jika kami melakukan kesalahan?" tanya Rino, salah satu anggota tim yang paling baru.

"Dengan melakukan kesalahan, kita belajar, Rino," jawab Ernanda, "Ingat, tidak ada yang sempurna di awal. Yang terpenting adalah kita berani mencoba dan belajar dari setiap kesalahan."

Seolah-olah mendapatkan dorongan, tim mulai berdiskusi tentang tugas baru yang akan mereka ambil. Ernanda berkeliling, memberikan nasihat dan mendengarkan ide-ide mereka, merasa lebih seperti seorang mentor daripada seorang bos yang menuntut.

Di tengah kesibukan itu, Ernanda menerima pesan Whatsapp dari Dian. "Bu, di pelajaran keterampilan tata boga aku berhasil bikin soto sendiri di sekolah hari ini! Guru bilang enak!" Pesan itu membuat senyum Ernanda semakin lebar.

Pada akhir hari, ketika mereka merangkum apa yang telah dipelajari, Ernanda merasa sebuah kelegaan. Meskipun masih banyak yang harus diperbaiki, melihat semangat baru di wajah timnya adalah sebuah kemenangan kecil yang manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun