Mohon tunggu...
Syafrina Nurhaliza
Syafrina Nurhaliza Mohon Tunggu... Universitas Muhammadiyah prof Dr Hamka

Saya merupakan seorang mahasiswa FISIP UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perubahan Iklim Picu Ancaman Ganda: Gangguan Hormon Perempuan Hingga Krisis Kesehatan Mental Remaja

11 Juli 2025   04:02 Diperbarui: 11 Juli 2025   04:02 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dr. Heru Kasidi (Ketua Harian Pita Putih Indonesia) sedang memaparkan materi (Dokumentasi Syafrina Nurhaliza)

Ia juga mengajak generasi muda, khususnya Gen Z, untuk menjadi agen perubahan dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat kampanye iklim. "Dari literasi menjadi aksi. Jangan tunggu sampai bumi memaksa kita dengan bencana yang lebih besar," pungkasnya.

Krisis Iklim Memicu "Eco-Anxiety" Gen Z

Dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ (Dirut Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi) Sedang memaparkan materi (Dokumentasi Syafrina Nurhaliza)
Dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ (Dirut Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi) Sedang memaparkan materi (Dokumentasi Syafrina Nurhaliza)
Melengkapi diskusi tersebut, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, menyoroti aspek yang sering luput: kesehatan mental remaja di era krisis iklim. Dalam paparannya "Pengaruh Krisis Iklim terhadap Kesehatan Mental Remaja", ia menekankan bahwa Gen Z (usia 13--28 tahun) merupakan kelompok yang paling rentan terhadap "eco-anxiety" dan stres akibat perubahan iklim.

"Peristiwa iklim ekstrem seperti banjir, kebakaran, dan kekeringan menimbulkan trauma psikologis. Banyak remaja yang mengalami kehilangan rumah, pengungsian, bahkan kehilangan anggota keluarga," ungkap Dr. Nova sambil mengutip laporan WHO dan The Lancet.

Menurutnya, bencana iklim juga memicu gangguan mental seperti PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), depresi, dan gangguan kecemasan. Data global menunjukkan peningkatan ide bunuh diri dan kasus gangguan jiwa pada anak muda di wilayah yang terdampak parah oleh bencana iklim.

Gangguan Mental: Dampak yang Tak Terlihat

Dr. Nova memaparkan bahwa perubahan iklim memengaruhi aspek kehidupan sehari-hari Gen Z:

  • Pendidikan: Ruang kelas yang panas menurunkan konsentrasi, mengganggu kualitas tidur, dan menurunkan prestasi akademik.
  • Nutrisi: Krisis pangan akibat gagal panen berdampak pada gizi buruk dan stunting.
  • Keamanan: Peristiwa iklim ekstrem meningkatkan risiko kekerasan dan pelecehan terhadap anak dan remaja di pengungsian.

"Generasi muda menyaksikan perubahan lingkungan yang drastis. Mereka merasa marah, takut, dan putus asa. Ini adalah tanda eco-anxiety yang nyata," jelasnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun