Jaksa IV menyela “Keberatan, Yang Mulia!”
Hakim menjawab. “Keberatan di terima!”
Hakim menatap tajam ke arah pengacara, seolah-olah ingin menantangnya berbicara. Pengacara terdakwa menyudahi pertanyaannya.
Sidang kemudian berjalan monoton dan menjemukan. Waktu merangkak dan berjalan lambat.
****
Aku pulang ke rumah. Rumah ini berbeda, reyot dan sakit. Aku menatapnya dari sisi jalan ketika aku melewatinya. Aku pernah bangun tengah malam dan memandang keluar jendela. Para tetangga kanan-kiri mulai berbisik-bisik menyalahkan ayahku. Aku berubah, tak lagi ramah dan menutup diri dari siapa pun.
Di dalam rumah itu, tinggal sesosok hantu jahat.
(Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI