Waktu penggunaan yang tinggi, seringnya scrolling, notifikasi yang terus muncul, “dua-duanya” (online dan offline) terasa kabur. Lebih lanjut lagi, hubungan dan interaksi di dunia nyata bisa terganggu, waktu tidur bisa berkurang, konsentrasi untuk belajar atau bekerja bisa terganggu.
3. Penyebaran Hoaks dan Informasi Palsu
Ini sering sekali terjadi karema generasi Z lebih suka konsumsi informasi lewat platform yang cepat dan viral (TikTok, Instagram, Twitter), tapi filter dan literasi yang diperlukan belum selalu memadai. Bahkan, sebuah survei di Asia Tenggara menemukan 28% Generasi Z berbagi berita tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Padahal, dampak hoaks bisa luas dari miskonsepsi tentang kesehatan, politik, hingga munculnya tindakan yang berbahaya karena kepercayaan pada informasi yang salah.
C. Peluang Positif dari Media Sosial
1. Ladang Kreativitas
Generasi Z bisa memproduksi konten sendiri; vlog, podcast, video kreatif, seni digital, segala bentuk ekspresi. Lebih lanjut lagu, peluang untuk viral: dengan satu konten yang tepat bisa dikenal oleh banyak orang. Ini membuka jalan untuk karier di bidang konten kreatif.
2. Kesempatan Karier Baru
Profesi seperti influencer, content creator, social media manager, digital marketer semakin umum. Selain itu, dalam media sosial juga mampu mengembangkan bisnis online, kolaborasi, sponsorship, endorsement bisa menjadi sumber penghasilan. Apalagi di Indonesia, smartphone dan akses internet makin mudah, membuka peluang bagi yang punya kreativitas.
3. Akses Pengetahuan dan Kesadaran Sosial
Konten edukatif banyak tersedia: tutorial, webinar, video pembelajaran, diskusi isu global. Media sosial memungkinkan diskusi dan advokasi isu-isu sosial: lingkungan, kesetaraan gender, kesejahteraan, hak asasi manusia. Informasi bisa disebarkan cepat, membantu membangun kesadaran kolektif jika digunakan secara benar.
E. Kesimpulan