Mohon tunggu...
Syafaatul UzmaSirait
Syafaatul UzmaSirait Mohon Tunggu... Guru - Do and forget

Nothing spesial in my life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Jauh Guru Abad 21

15 Agustus 2020   19:35 Diperbarui: 15 Agustus 2020   19:31 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterampilan merupakan salah satu hal yang penting untuk dikuasai oleh anak untuk dapat hidup lebih baik di abad 21. Keterampilan ini dikaitkan dengan kondisi IPTEK, lingkungan (geografis, sosial, budaya, ekonomi), dan semakin ketatnya persaingan antar orang sedunia. Berdasarkan keterampilan yang harus dimiliki anak, pendidikan diarahkan supaya peserta didik dapat menguasai berbagai keterampilan yang dibutuhkan tersebut.

Maka dari itu pendidikan 21 diselenggarakan untuk memfasilitasi anak supaya mereka dapat hidup lebih baik di masa yang akan dating, baik dari sisi sosial, budaya, ekonomi, maupun dari sisi lingkungan hidup. Jika peserta didik dididik dengan situasi dan kondisi masa lalu, maka anak akan sangat bingung untuk menghadapi lingkungannya di masa depan.

Model pembelajaran abad 21 merupakan cara/teknik yang digunakan guru untuk memfasilitasi pengalaman belajar terbaik anak sesuai dengan kondisi anak, lingkungan belajar anak, dan daya dukung yang dimiliki. Karakteristik abad 21 ini menjadi penting untuk diketahui oleh para guru dan orang tua supaya dapat mengetahui bagaimana cara/teknik memfasilitasi pembelajarannya.

Cara atau teknik pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran abad 21 ini meliputi:
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
Multi interaksi dalam proses pendidikan,
Lingkungan belajar yang lebih luas,
Peserta didik aktif menyelidiki dalam proses belajar,
Apa yang dipelajari kontekstual dengan anak,
Pembelajaran berbasis tim,
Objek yang dipelajari relevan dengan kebutuhan anak,
Semua indera anak didayagunakan dalam proses belajar,
Menggunakan multimedia (khususnya ict),
Hubungan guru dengan siswa adalah kerjasama untuk belajar bersama,
Peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan individual, sehingga layanan pembelajaran lebih individual juga,
Kesadaran jamak (bukan individual),
Multi displin,
Otonomi dan kepercayaan,
Mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis,
Guru dan siswa sama-sama saling belajar.

Perkembangan dunia abad 21 juga ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran. Dunia kerja menuntut perubahan kompetensi. Kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi menjadi kompetensi penting dalam memasuki kehidupan abad 21. Sekolah dituntut mampu menyiapkan siswa memasuki abad 21.

Subjek abad 21 terdiri atas bahasa inggris (bahasa resmi masing-masing negara), bahasa pergaulan dunia, seni, matematika, ekonomi, pengetahuan alam (science), geografi, sejarah, pemerintahan, dan kewarganegaraan. Sedangkan tema abad 21 mencakup kesadaran global; literasi keuangan, ekonomi, bisnis dan wirausaha; kesadaran sebagai warga negara; literasi kesehatan; dan literasi lingkungan.

Taksonomi Bloom sebagai acuan dalam tujuan pembelajaran menyangkut dimensi pengetahuan dan proses kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Proses kognitif terdiri atas
Mengingat (remember);
Memahami (understand);
Menerapkan (apply);
Menganalisis (analyze);
Evaluasi (evaluate);
Menciptakan (create).
Dimensi pengetahuan dan proses kognitif menjadi landasan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, sehingga tersusun strategi pembelajaran abad 21.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berbeda dengan pembelajaran yang berpusat pada pendidik, berikut karakter pembelajaran abad 21 yang sering disebut sebagai 4 C, yaitu:
Communication (Komunikasi)
Collaboration (Kerjasama)
Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah)
Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi)

Karakteristik guru abad 21 :
Pertama, guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator.
Kedua, salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca.
Ketiga, guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis.
Keempat, guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK.
Kelima, karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural.

Karakteristik siswa abad 21 :
Siswa abad 21 juga dituntut memiliki karakter kecakapan sosial dalam interaksi antar budaya dan antarbangsa, karena dunia semakin mengglobal dan menjadi satu kesatuan.
siswa pada era digital juga dituntut untuk memiliki kemampuan bekerjasama secara tim, bukan saja antarsiswa di lingkungan kelasnya, tetapi bisa menembus batas ruang dan waktu, ke dunia siber antarsiswa di seluruh dunia.
siswa pada abad 21 juga perlu memiliki kecakapan dalam bidang kepemimpinan produktif dan akuntabel.
Dalam pelatihan yang penulis ikuti di Jakarta. Ada 6 keterampilan inti yang wajib dikuasai oleh Kepala Sekolah, Guru dan Siswa dalam menghadapi abad 21.
Pertama, keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah atau sering dikenal dengan critical thinking and problem solving. Keterampilan atau kemampuan guru untuk menciptakan anak berpikir kritis.
Kedua, keterampilan bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik atau sering dikenal dengan collaboration and communication. Keterampilan ini merupakan keterampilan dalam hal bekerjasama dan komunikasi yang baik.
Ketiga, Keterampilan berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi atau sering dikenal dengan creativity and imagination. Guru harus bisa memancing siswa untuk berpikir kreatif dalam segala bidang yang ada di dunia pendidikan.
Keempat, keterampilan untuk menjadi warga negara yang baik atau sering dikenal denan citizenship. Kemajuan Teknologi dan Informasi di abad 21 akan membuat rasa nasionalis berkurang.
Kelima, kemampuan atau keterampilan untuk dapat memahami dan menggunakan informasi dari berbabagai sumber untuk ditampilkan di Internet atau sering dikenal dengan digital literacy.
Keenam, kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan potensi siswa atau sering dikenal dengan student leadership and personal development. Guru harus mampu memahami potensi setiap siswa dan mengembangkan potensi tersebut.
Guru-guru di Indonesia pasti mampu menguasai keenam kompetensi inti dalam menghadapi abad 21, sehingga mampu mempersiapkan generasi yang siap menghadapi era abad 21. Jika kita tidak menyiapkan siswa dan siswi dalam menghadapai persaingan hidup di abad 21, maka generasi kita sekarang tidak akan mampu bertahan di masa yang akan datang.

Referensi
Blas, E., A. (204). Information Literacy in the 21st Century Multicultural Classroom: Using Sociocultural Literacy. Education Libraries, Volume 37, Number. 1-2, Pp. 33-41.
Emiri (2015). Digital Literacy Skills Among Librarians In University Libraries In The 21st Century In Edo And Delta States, Nigeria. International Journal Of Scientific & Technology Research Volume 4, Issue 08, Pp. 153-159.
Eshet & Alkalai. (2004). digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in the Digital Era. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 13(1),93-106.
Eyal, L. (2012). Digital Assessment Literacy---the Core Role of the Teacher in a Digital Environment. Educational Technology & Society, 15 (2), 37--49.
Farisi, M., I. (2016). Developing The 21st-Century Social Studies Skills Through Technology Integration. Turkish Online Journal Of Distance Education-TOJDE, Volume: 17 Number: 1 Article 2 Page 16-30.
Graber, D. (2012). New Media Literacy Education (NMLE): A Developmental Approach.
Journal of Media Literacy Education 4:1, 82 -- 92.
Jerald, C., D. (2009). Defining a 21st century education. The Center for Public Education.
Kennedy, E., Dunphy, E. & Dwyer, B. (2012). Literacy in Early Childhood and Primary
Education (3-8 years). Dublin: National Council for Curriculum and Assessment
Mishra, R.,N. & Mishra, C. (2010). Relevance Of Information Literacy In Digital Environment. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences. Vol. 1, No. 1, 48-54

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun