Dalam setiap wilayah dan lingkungan, manusia selalu memiliki rasa, karsa, dan cipta. Tiga unsur ini menjadi fondasi lahirnya budaya, yang mencerminkan cara hidup, nilai, hingga ekspresi masyarakat. Budaya tidak hanya sekadar tradisi, melainkan juga hasil dari kreativitas manusia yang terus berkembang mengikuti zaman.
Di era modern seperti sekarang, perkembangan teknologi membuat penyebaran budaya semakin luas dan cepat. Melalui internet dan media sosial, kita dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa terbatas oleh jarak. Informasi yang kita bagikan pun tidak hanya berhenti di satu negara, melainkan bisa menyebar ke berbagai belahan dunia. Hal ini membuktikan bahwa teknologi memiliki peran penting dalam memperkenalkan budaya ke ranah global.
Budaya selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Salah satu aspek budaya yang paling sering dibahas adalah seni, karena seni merupakan wujud nyata dari kreativitas manusia. Seni bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan, memperkuat identitas, dan membangun interaksi antarbudaya. Generasi muda di berbagai negara pun kerap menjadikan seni sebagai medium untuk saling memahami dan menghargai perbedaan.
Salah satu contoh nyata penyebaran budaya melalui seni dapat dilihat dari fenomena Korean Wave (Hallyu). Korea Selatan berhasil memperkenalkan budayanya ke kancah internasional melalui musik K-Pop, drama televisi, film, hingga fashion dan kuliner. Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi industri hiburan Korea yang memanfaatkan teknologi digital, media sosial, dan kreativitas untuk menjangkau audiens global.
Fenomena Korean Wave menunjukkan bahwa budaya memiliki kekuatan besar untuk melampaui batas geografis dan bahasa. Bukan hanya menjadi hiburan, Hallyu juga berdampak pada pariwisata, ekonomi, bahkan citra positif Korea Selatan di mata dunia (Masruroh, dkk., 2023).
Fenomena Korean Pop (K-Pop) telah menjadi salah satu bentuk budaya populer yang memberi pengaruh besar dalam kehidupan sosial masyarakat modern. Menurut tamiang-news.com (2025), berkembangnya budaya K-Pop tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga berdampak pada pola interaksi sosial dan gaya hidup generasi muda. Dari sudut pandang antropologi budaya, hal ini dapat dipahami sebagai bagian dari difusi budaya, yakni proses penyebaran unsur budaya dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Penyebaran budaya Korea Selatan, khususnya K-Pop, ke berbagai negara termasuk Indonesia, tidak lepas dari peran internet dan interaksi global. Media sosial menjadi sarana utama yang memungkinkan K-Pop menjangkau audiens internasional dengan cepat. Fenomena ini menunjukkan bahwa globalisasi memberi ruang luas bagi pertukaran budaya lintas negara.
Menurut Koentjaraningrat (2009), masuknya budaya asing ke suatu wilayah sebaiknya sesuai dengan nilai-nilai lokal dan membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, masuknya K-Pop dapat diterima dengan baik oleh generasi muda karena dianggap memberikan hiburan, inspirasi, bahkan motivasi dalam mengembangkan bakat seni. Daya tarik utama K-Pop terletak pada keterampilan para idol, baik dalam menyanyi, menari, maupun menampilkan koreografi yang terkonsep dengan matang.
Proses penerimaan budaya asing di Indonesia ini pada akhirnya melahirkan akulturasi budaya. Menurut Soekanto (1990), akulturasi adalah suatu proses ketika budaya asing masuk ke dalam budaya lokal dan diterima masyarakat, hingga lama-kelamaan unsur asing tersebut menyatu tanpa menghilangkan identitas budaya asli. Dengan kata lain, budaya Korea melalui K-Pop bisa hidup berdampingan dengan budaya Indonesia, menghasilkan bentuk budaya baru yang lebih berwarna.
Fenomena ini menunjukkan bahwa K-Pop bukan hanya tren sesaat, melainkan bagian dari dinamika budaya global yang memperlihatkan bagaimana masyarakat mampu beradaptasi, menerima, sekaligus menjaga jati diri budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.
Ada juga yang namanya fandom k-pop yang dimana itu Adalah sekelompok sosial yang terbentuk untuk berkomunikasi sesama fandom yang membahas tetang grup yang mereka suka, dan juga ter kadang mereka menyelenggarakan birthday caf event untuk idol yang sedang berulang tahun, bukan hanya idol perindividu tapi juga untuk ulang tahun grup tersebut, dan mereka melakukan karaoke bersama, atau menonton video yang berhubungan dengan grup tersebut, (tamiang-news.com,2025)