Mohon tunggu...
Syadadul Iqom
Syadadul Iqom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sedang proses mencapai cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Banten Menjadi Daerah yang Disegani?

10 Juni 2022   13:43 Diperbarui: 10 Juni 2022   13:57 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banten diceritakan bahwa Kesultanan Banten didirikan oleh Maulana Hasanuddin, yang hingga kini merupakan salah satu tokoh penting dalam riwayat kehidupan masyarakat Banten. Maulana Hasanudin dan Bapaknya Syarif Hidayatullah datang dari Pakungwati (Cirebon) untuk mengislamkan masyarakat di daerah Banten. Mereka datang di Banten Girang, kemudian menuju ke selatan, ke Gunung Pulasari, tempat bersemayamnya 800 ajar yang dikepalai oleh Pucuk Umun. Di atas Gunung Pulasari ini Hasanuddin melakukan tapa dan menerima pelajaran tentang agama Islam dari Syarif Hidayatullah. Setelah dipandang cukup, Hasanuddin pergi ke seluruh ,wilayah Banten untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh anak negeri. Ia pernah tinggal di Gunung Pulasari, Gunung Karang dan Gunung Lor, bahkan sampai ke pulau Panaitan di Ujung Kulon.

Pada awalnya Dalam menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk pribumi, Hasanuddin mempergunakan cara-cara yang dikenal oleh masyarakat setempat, yakni menyambung ayam dan mengadu kesaktian. Dengan cara seperti itu Hasanuddin berhasil menaklukan Pucuk Umun, sehingga 800 ajar dan dua orang punggawa Pajajaran, Mas Jong dan Agus Jo, bersedia memeluk agama Islam dan menjadi pengikut Hasanuddin. Dengan takluk Pucuk Umun dan para pengikutnya, Hasanuddin memindahkan pusat pemerintahan Banten dari pedalaman yakni Banten Girang ( 3 km dari kota Serang) ke daerah pesisir, yang kemudian dikenal dengan nama Surosowan. Peristi.wa tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharram 933 H yang bertepat dengan 8 Oktober 1526 M.

Dengan kesaktian atau kekuatan yang dimiliki penguasa banten, Kejayaan Kesultanan Banten tetap terus bertahan setelah Maulana Hasanuddin Banten wafat (1570 M). Para pengganti beliau yakni; Maulana Yusuf (1570-1580), Maulana Muhammad (1580-1596), Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir (1596-1651) dan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672), terus berusaha memperluas kekuasaan kesultanan Banten. Sehingga wilayah kesultanan Banten meliputi juga daerah jayakarta, Kerawang, Bogar dan Lampung.

"Jangan macem-macem sama orang Banten, orang Banten kan banyak ilmu nya", itulah yang dikatakan sebagian mahasiswa UNTIRTA yang pertama kali datang ke daerah Banten. Mereka berpendapat seperti itu dikarenakan ciri khas yang muncul jika menyebut nama Banten adalah ilmu kebal  dan seni bela diri yang ekstream seperti debus,  yang membuat mindset orang-orang luar pulau Jawa memiliki pemikiran seperti itu.

Lalu apa saja peristiwa yang terjadi sehingga banten sangat disegani bahkan oleh negara Belanda manjadi ancaman? Dari kekuatan dan kekuasaan turun-temurun dari kesultanan, banten mampu menguasai banyak daerah yang membuat belanda Ber-opini bahwa Banten merupakan ancaman besar. Belanda mengakui bahwa mengadu kekuatan meggunakan senjata akan sangat sulit seningga mereka menggunakan taktik “Adu Domba” yaitu sultan ageng tirtayasa dengan anaknya Sultan Abu Al Fath Abdul Al Fatah atau Sultan haji seningga banten berhasil dikalahkan. 

Setelah kekalahan banten, Pemberontakan pun banyak terjadi seperti pemberontakan di Pandeglang (1811) yang dipimpin oleh Mas Jakaria, Peristiwa Cikande Udik (1845), Pemberontakan Wakhia (1850), Peristiwa Usup (1851), Peristiwa Pungut (1862), Kasus Kolelet (1866), Kasus Jayakusuma (1868) dan yang paling terkenal adalah Geger Cilegon (1888) yang dipimpin oleh Ki Wasid. Sejarah kekerasan di Banten pun tidak selesai sampai di situ. Pada tahun 1926 pun meletus pemberontakan yang dilakukan oleh pimpinan dan anggota Partai Komunisme Indonesia wilayah Banten. 

Pemberontakan itu tidak hanya melibatkan para jawara tetapi juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh agama. Akibat dari pemberontakan tersebut bukan hanya banyak yang terbunuh dan terluka, tokoh-tokoh Banten banyak yang ditangkap dan dibuang ke Digul. Peristiwa peristiwa bernuansa kekerasan yang terjadi semenjak kolonial Belanda atau sejak awal abad 18 ini telah memberikan kesan yang mendalam kepada masyarakat Banten sehingga menjadi masyarakat yang berwatak keras dan cenderung memberontak. Kenyataan historis ini nampaknya merupakan salah satu alasan munculnya stereotip orang Banten yang dipandang oleh orang luar Banten selalu menggunakan tindakan kekerasan apabila keinginan tidak cepat terpenuhi.

"Banten emang terkenal ilmunya,tapi orang Banten sopan sama orang luar daerah" Menurut warga luar daerah yang sudah lama tinggal di Banten. Menurut pendapat tersebut, jelas bahwa orang Banten memang memiliki khas dengan ilmu yang kuat tetapi tidak menunjukannya dengan berlagak seperti jagoan. Malah sebaliknya,orang Banten menerima orang luar daerah dengan toleransi yang tinggi sehingga ciri khas dari Banten tetap ada dan orang luar daerah mengakui kebaikan dari masyarakat Banten itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun