Mohon tunggu...
Syabina AlQamara
Syabina AlQamara Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

KSM-T Unisma Dorong UMKM Desa Malangsuko Naik Kelas Lewat Penyuluhan dan Pendataan Kendala Usaha

3 September 2025   14:24 Diperbarui: 3 September 2025   14:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Survei Toko Kelontong milik Ibu Rahayu. Sumber: Dokumentasi Kelompok 4

Malang, 29 Agustus 2025 -- Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Kelompok 4 Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap penguatan ekonomi desa dengan menggelar penyuluhan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Malangsuko, Kecamatan Tumpang. Kegiatan ini difokuskan untuk mendata kendala yang dihadapi UMKM sekaligus merumuskan solusi nyata agar usaha mereka bisa naik kelas.

Penyuluhan dilakukan melalui kunjungan langsung ke UMKM di RW 05, 06, dan 03. Para mahasiswa berdialog hangat dengan pemilik usaha kue basah, getuk, toko sembako, souvenir, ayam geprek, hingga jasa jahit. Hasil kunjungan mencatat beragam cerita dan tantangan, mulai dari keterlambatan pasokan bahan baku, keterbatasan transportasi, belum adanya pencatatan keuangan, hingga minimnya pemanfaatan teknologi digital seperti QRIS dan platform pesan-antar.

Salah satu pelaku usaha, Ibu Eka, pemilik toko kelontong dan kue basah, mengungkapkan harapannya. "Sehari penghasilan saya bisa Rp100 ribu bersih. Tapi kendalanya, saya belum punya pembukuan dan belum tahu soal QRIS. Kalau ada yang mendampingi, saya ingin sekali belajar agar usaha saya lebih maju," ujarnya dengan penuh semangat.

Kisah menarik juga datang dari Ibu Ning, pemilik usaha getuk yang baru berdiri tahun 2024. Dengan produksi hingga 100 pack per hari, ia mengaku kerap terkendala distribusi bahan baku. "Kalau singkong telat datang, otomatis produksi juga terhambat. Padahal permintaan dari konsumen cukup tinggi. Semoga ada solusi supaya usaha ini tetap berjalan lancar," jelasnya.

Dari usaha souvenir yang telah berdiri sejak 1976 hingga warung jus sederhana yang kini menghadapi banyak pesaing, semua memiliki cerita perjuangan yang sama: bertahan di tengah perubahan zaman. Mahasiswa KSM-T hadir dengan membawa semangat baru. Mereka menawarkan solusi sederhana namun berdampak, mulai dari pembuatan logo dan banner, pelatihan pencatatan keuangan, hingga dorongan untuk memanfaatkan platform digital.
Koordinator kegiatan penyuluhan, salah satu mahasiswa Kelompok 4, menyampaikan, "Kami tidak ingin sekadar mendata masalah, tapi juga ikut membantu mencarikan jalan keluar. Ada UMKM yang kami bantu buatkan logo, ada juga yang diarahkan membuat banner usaha. Harapannya, UMKM di Malangsuko bisa lebih dikenal dan mampu bersaing dengan usaha lain."

Penyuluhan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi menjadi jembatan antara dunia akademik dan realitas masyarakat. Dengan memahami tantangan UMKM dari dekat, mahasiswa sekaligus belajar arti kemandirian, kreativitas, dan ketangguhan dalam berusaha.
Melalui kegiatan ini, KSM UNISMA berharap UMKM Desa Malangsuko tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang menjadi usaha yang lebih modern, terkelola dengan baik, dan memiliki daya saing di era digital. Langkah kecil ini diyakini akan membawa dampak besar bagi kemandirian ekonomi desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun