Mohon tunggu...
S Wahono
S Wahono Mohon Tunggu... Editor - Shadik Wahono

Berita dan info Tentang Shadik Wahono

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pendapat Shadik Wahono dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol oleh Pemerintah

17 Mei 2019   14:31 Diperbarui: 17 Mei 2019   14:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pepatah China mengatakan, untuk menghapus kemiskinan bangunlah jalan. Seperti pepatah tersebut, China memang terkenal dengan pembangunan infrastrukturnya yang masiv, termasuk jalan Tol. Cara inilah yang tengah dicoba oleh pemerintahan era Presiden Jokowi. Saat pertama kali berkuasa, Jokowi menargetkan untuk membangun jalan tol sepanjang 1.000 Kilometer. Ketika terget pembangunan jalan tol sudah tercapai, Jokowi kembali menambahkan pembangunan jalan tol hingga sekarang telah mencapai 1,854,5 Kilometer.

Shadik Wahono sebagai Direktur Utama CMNP sekaligus seorang pengamat infrastruktur mengatakan; jika tingkat disiplin atas pembangunan wilayah menjadi dasar perhitungan proyeksi dari proyek yang dilaksanakan tepat waktu oleh pemerintah. Kemudian Shadik Wahono menambahkan, dengan demikian tingkat kepercayaan dalam membangun infrastruktur khususnya jalan tol yang menghubungkan daerah yang dibangun akan meningkat. Sebagai pengamat infrastruktur dan telah berpengalaman cukup lama sebagai Direktur Utama CMNP tentu Shadik Wahono sangat memahami betul keinginan pemerintah dalam pembangunan jalan tol di era Jokowi.

Sebanyak 10 ruas jalan tol di Trans Jawa yang tengah dikerjakan, ditargetkan akan selesai secara bertahap hingga tahun 2019. Dari ruas jalan tol tersebut, total panjang jalan tol mencapai 563,88 Kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp. 51,83 triliun. Sementara itu, ruas tol lintas Sumatera terus dikebut. Pemerintah berencana membangun sebanyak 9 ruas jalan tol, namun baru 6 ruas jalan tol yang sudah dikerjakan. Sedangkan sisanya masih mengalami kendala dalam pembebasan tanah. 

Pada lain kesempatan, Shadik Wahono sependapat dengan Nuzul jika pembangunan jalan tol seharusnya tidak membebani keuangan negara. Untuk itu ke depannya, pemerintah harus memperhatikan skema investasi untuk infrastruktur pembangunan jalan tol. Berbagai pengalaman Shadik Wahono dalam menggarap proyek infrastruktur jalan tol di wilayah Indonesia menjadikannya lebih mengerti mengenai pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.

Pemerintah tetap optimis, setidaknya 645 Kilometer jalan tol Trans Sumatera dapat beroperasi secara bertahap dari total sekitar 2.900 Kilometer panjang jalan tol yang direncanakan dibangun diseluruh wilayah Sumatera. Dengan rincian: 73,7 Kilometer pada tahun 2017, kemudian pada tahun 2018 jalan tol yang dibangun sepanjang 438,3 Kilometer, dan 133 Kilometer pada tahun 2019. Dua seksi ruas jalan tol Trans Sumatera antara lain: Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi pada seksi II-V1 dan ruas jalan tol Palembang - Indralaya Seksi I-III yang akan beroperasi. 

Proyek pembangunan jalan tol ini dikerjakan oleh BUMN sebagai penugasan dari pemerintah karena swasta tidak ada yang mau masuk ke ruas-ruas jalan tol di Trans Sumatera. Sejumlah ruas jalan tol ternyata masih ada yang belum layak mendapatkan investasi. Hal tersebut dapat dilihat dari internal rate of return (IRR). IRR adalah metode menghitung tingkat pengembalian dari investasi. Jika IRR lebih besar ketimbang biaya modal (cost of capital), biasanya rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan atau bahkan sebaliknya.

Untuk itu, pemerintah harus mengkaji terlebih dahulu mengenai dana investasi dalam proyek pembangunan infrastruktur jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Shadik Wahono sependapat dengan Nuzul Achzar, pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola utang yang digunakan untuk berbagai tujuan produktif seperti pembangunan infrastruktur jalan tol agar tidak merugi ke depannya. Shadik Wahono berharap pemerintah akan memperhatikan masukan baik dari dirinya sebagai pengamat infrastruktur maupun dari Nuzul Achzar yang merupakan pengamat ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun