Mohon tunggu...
SweTi Dewi
SweTi Dewi Mohon Tunggu... -

just an ordinary woman :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Ini Membunuhku...

26 Juli 2010   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:35 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

perjalanan gw mencari sesuap nasi memang tidak terlepas dari yang namanya angkot, mau yang namanya patas ac, metromini, kopaja, bajay, sampe busway.

lelah memang, apalagi kalau yang namanya berdiri sepanjang perjalanan cuma gara-gara ga dapet tempat duduk.

terminal di malam hari ga jauh beda sama pasar-pasar pada umumnya (kadang malah merangkap jadi pasar terminal, hahaha..), pedagang asongan, kenek2 n supir2 bis, pedangang gorengan yang notebene jadi pedagang paling terkenal seantero terminal (soalnya doi yang paling rajin nyediain cemilan para pekerja kantor dengna harga yang murah dan yang penting kenyang...:P)

jalan sepanjang jalur terminal bener2 jadi momok sendiri bagi pekerja kantor seperti gw. saat itu dan saat2 yang telah lalu, gw membiarkan diri terjebak dalam kekangan yang namanya paranoid. suddenly, i feel that i am paranoid, sumpaaaah mati tiba-tiba ketakutan itu kumat lagi kalau udah denger sama yang namanya "terminal".

sambil memegang tas erat2, langkah kaki dipercepat tidak seperti biasanya, pasang muka judes (siap nampol orang kalo ada yang godain), dan pastinya mulut sambil komat kamit pasang tameng biar dijauhin dari orang-orang yang berniat jahat...

mungkin gw bisa dibilang berlebihan, tapi apa yang gw rasain mungkin hampir selalu dirasakan oleh setiap orang yang pernah ngalamin namanya peristiwa kecopetan di kopaja, mau yg di copet hape lah ato dompet lah, ato yg lebih parah sampe kecopetan satu tas lah.

yaaaaah..that's what i called traumatic effect.

malah terkadang emosi sangat mudah terpancing kalau2 ada orang yang nyenggol sedikit (mungkin sebenernya ga sengaja), tapi tetap aja jadi trigger buat gw untuk selalu ngerasa paranoid.

mata-mata pengintai a.k.a copet/jambret/maling ada di sekeliling kita, apa yang kita pakai, baju yang dianggap mencolok, dandanan ala kantoran, bau wangi parfum, rok sepan, sepatu high heels, dandanan gaul ala jakarta punya, atau apalah bentuknya itu, yang pasti kita selalu diintai sama orang yang "iri" sama kita (yaaa iyalah kalau ga iri mana mungkin mereka mau rela n iklas jadi copet).

selalu dihantui perasaan was was dan cemas setiap kali melintasi terminal..kepercayaan pun sudah tak ada, semua orang dianggap jahat, semua orang udah ga bisa dipercaya lagi semua orang selalu dianggap sama jahatnya..pikiran-pikiran macam  "lo lo gua gua laaah pokoknya", "yang penting gw harus jaga diri gw sendiri dulu, persetan sama orang lain deh", "yang penting gw selamet" dan pikiran2 lainnya yang sekarang, jujur, uda mulai melekat di otak gw, dan otak gw pun nyuruh seluruh badan gw untuk ngikutin komando itu...ckckckckck..walao sebenernya sugesti macam itu lah yang bisa ngerusak gw -hati, pikiran, otak, perilaku, kepribadian, sifat- sebagai manusia yang awalnya mencoba untuk slalu ngebangun pikiran positif. Kesimpulannya, gw GAGAL...!!!!!!

apa ini efek dari kerasnya jakarta??

orang selalu ngerasa ketakutan yang berlebihan (untuk kasus kaya gw yang pernah kecopetan), padahal di kotanya sendiri. selalu merasa tidak aman, cemas, sampe akirnyah datanglah stres.

belum lagi macet dimana-mana yang sampe saat inipun menjadi salah satu penyebab orang-orang kota jadi depresi. bisa jadi depresi tingkat tinggi kalau udah ga tahan sama yang namanya jakarta (mungkin bagi para pendatang yang baru menginjakkan kakinya di jakarta)....:(

jakarta memang keras..

orang akan bangga kalau udah ngaku dia datang dari jakarta, dia bakalan mendongakkan kepalanya tinggi2 kalau uda kerja dan jadi bagian dari kejamnya nafas jakarta. tapi gw sendiri pun terkadang malah kecewa sama yang namanya jakarta. kota yang ga pernah mati akan kebohongan, penipuan, dan segala macem bentuk kamuflasenya. tapi, gw pun tidak akan menyangkal kalau rejeki gw datang dari kota ini, dan gw pun lahir, besar dan terus berkembang di kota ini.

lagi-lagi gw berada di antara dua hal yang selalu menunjukkan sisi kontrasnya. hitam putih memang.

mungkin itu baru sebagian kasus kecil yang mungkin "sering" dialami yang lainnya, dan mungkin saja kasus gw ini masi 1% dari sepersekian kasus yang terus menerus ngebuktiin kalau jakarta itu memang keras.

jakarta=hutan men, lo harus bisa survive..

sekali lo lengah, lo bisa jatoh, dan sekali lo lupa kalau lo harus survive lo bakalan tersingkir.

hukum rimba berlaku di jakarta.

so, welcome to the jungle...

".....Welcome to the jungle
It gets worse here everyday
Ya learn ta live like an animal
In the jungle where we play
If you got a hunger for what you see
You'll take it eventually
You can have anything you want......"

(Guns N Roses, welcome to the jungle)....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun