Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Misteri] Matinya Petugas PPS Saat Verifikasi Faktual Pendukung Pasangan Calon Perseorangan

6 Agustus 2016   12:28 Diperbarui: 8 Agustus 2016   12:30 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seragam PPS - Sumber Gambar: s.kaskus.id

Pada Senin 22 Agustus 2016 pagi hari seorang petugas PPS (Panitia Pemungutan Suara) dari kelurahan setempat mendatangi rumah Haris untuk melakukan penelitian administrasi dalam tahapan verifikasi faktual pendukung pasangan calon perseorangan. Haris menyatakan kebenaran dukungannya, maka dukungannya dinyatakan sah dan memenuhi syarat. Namun, ketika petugas itu akan meninggalkan rumah Haris, tanpa sengaja kakinya menginjak skateboard yang tergeletak di lantai. Ia tergelincir dan lehernya patah ketika kepalanya menghantam tepi meja.

Haris menjadi bingung setelah mengetahui petugas itu meninggal. Ia tidak berani melapor kepada polisi karena teringat suatu peristiwa lain di mana seorang pelapor malah jadi terlapor dan menjadi rumit karena saksinya telah meninggal saat orang itu melapor. Haris berusaha menenangkan diri dan memeriksa identitas petugas yang ternyata bernama Freddy itu.

Mulanya Haris berpikir untuk membuang mayat Freddy pada malam harinya tapi ia berpikir lebih lanjut bahwa aparat yang menyelidiki pasti akan mendapati fakta bahwa semua warga sebelum rumahnya telah diverifikasi oleh Freddy sedangkan yang sesudah rumahnya, belum. Jadi penyelidik akan curiga bahwa telah terjadi sesuatu pada Freddy di rumah Haris.

Hari itu baru hari kedua dari pelaksanaan verifikasi, jadi baru sedikit rumah warga yang sudah dikunjungi Freddy. Verifikasi boleh dilakukan sampai empat belas hari, yaitu pada 21 Agustus - 3 September 2016.

Haris segera melepas pakaiannya dan menggunakan seragam PPS milik Freddy, termasuk topinya. Ia juga memakai kacamata Freddy. Supaya lebih meyakinkan, ia menempelkan kumis palsu yang kebetulan dimilikinya agar mirip Freddy. Ia keluar rumah dan melanjutkan tugas Freddy melaksanakan verifikasi faktual sampai malam hari. Ia adalah warga yang relatif baru di lingkungan itu dan praktis ia juga tidak suka bergaul dengan para tetangganya sehingga penyamarannya berhasil tanpa ada yang curiga dan pelaksanaan tugasnya berjalan lancar. Ia berhasil menyelesaikan verifikasi atas sekitar seperempat dari keseluruhan warga. Jumlah itu kira-kira sama seperti yang telah dikerjakan Freddy.

Setelah menunggu beberapa jam dengan gelisah, sekitar pukul tiga dini hari ia memanggul mayat Freddy yang lengkap dengan pakaian seragamnya ke rumah berikut sesudah rumah warga terakhir yang ia selesaikan verifikasi faktualnya. Ia menjatuhkan mayat Freddy ke halaman rumah itu tepat di balik pagar.

Namun, begitu ia baru akan meninggalkan rumah itu lewatlah Adi anggota satpam perumahan yang sedang patroli. Adi menghentikan motornya dan menghampirinya. Haris panik karena akan sulit menjelaskan keberadaanya di situ pada pukul tiga pagi. Ia mencekik Adi hingga meninggal dan menjatuhkan mayatnya ke sebelah mayat Freddy. Ia merapikan posisi motor satpam dan meninggalkannya di depan rumah itu. Haris cukup teliti untuk tidak meninggalkan sidik jarinya dalam semua kegiatannya hari itu.

Tidak sampai satu jam, anggota satpam lainnya sudah mendeteksi kekosongan komunikasi Adi dan kemudian menemukan lokasi motornya. Dalam waktu singkat para warga perumahan itu menjadi heboh dengan adanya penemuan dua mayat di sana. Ternyata, kebetulan Adi adalah pacar gelap pembantu rumah tangga (PRT) di rumah tempat kejadian, padahal satpam itu sudah beristri dan PRT itu juga memiliki suami di kampungnya. Berbagai spekulasi ceritanya pun bermunculan. Salah satu cerita yang paling laris bergulir adalah sebagai berikut.

*

Malam itu Freddy mengunjungi rumah itu untuk melakukan verifikasi dukungan. Yeedah, PRT di situ, menemui Freddy dan memberi tahu bahwa pemilik rumah sedang makan malam. Freddy dan Yeedah ngobrol-ngobrol dan selanjutnya tanpa sepengetahuan pemilik rumah, Yeedah mengajak Freddy bercengkrama di dalam garasi sampai dini hari, kemudian Freddy pamitan.

Sekitar pukul tiga pagi Adi berniat memonitor keberadaan Yeedah di rumah majikan Yeedah. Seperti biasa, Adi mematikan mesin motornya dan menuntunnya sejak dari mulut gang. Ketika sampai di pintu pagar rumah itu, Adi terkejut melihat Freddy dan Yeedah baru keluar dari garasi. Freddy yang merasa tertangkap basah oleh seorang satpam tentu saja menjadi panik dan lari, berusaha melompati pagar tapi jatuh dan lehernya patah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun