Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Siapa Tahu, Esok Anak Kita akan Jadi 'Raja'?

16 Agustus 2025   07:20 Diperbarui: 16 Agustus 2025   07:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendidik anak sejak dini (Foto: My Baby) 

Oleh karena itulah, anak selanjutnya memerlukan bimbingan supaya hidupnya sungguh-sungguh berpaling dari keberdosaan dan kejahatan kepada kekudusan dan kebaikan (1 Tes. 1:9).

 2. Pembimbingan penyangkalan diri  

Sebagai manusia yang berdosa, walaupun sudah hidup baru, namun karena pengaruh dunia luar, tabiat lama kita kadang cenderung akan muncul.  Tuhan Yesus berharap, setiap orang yang mengaku menjadi murid-Nya, hendaklah mereka mau menyangkali diri (Mat. 16:24).  Artinya apa?  Artinya adalah: kita hendaknya dapat menolak segala keinginan-keinginan yang buruk yang muncul dari benak kita untuk melakukan perkara-perkara yang jahat.

Mengapa banyak anak-anak yang tidak menghormati orang tua, suka bolos sekolah, bertengkar di jalan, suka menipu, suka minuman keras, bahkan terlibat dalam perkara kriminal?  Hal itu karena mereka tidak dapat menyangkal keinginan diri mereka sendiri. Semestinyalah, penyangkalan terhadap diri sendiri itu mereka lakukan sehingga mereka tidak terjerumus dengan perkara-perkara yang memalukan itu.  Cara penyangkalan diri itu bagaimana? 

Yang pertama, menyadarkan bahwa hidup mereka bukan hidup mereka lagi, tetapi hidup yang dimiliki oleh Kristus (Gal. 2:20).  Dengan demikian, segala yang dilakukan adalah demi kemuliaan nama Kristus (Kol. 3:17). 

Yang kedua, perlu penyerahan diri kepada Allah secara total.  Pikiran-pikiran harus dibersihkan dan dikuduskan.  Sehingga yang dipikirkan oleh anak pun itu perkara-perkara yang baik, bukan yang jahat (Fil. 4:8-9). 

Yang ketiga, meyakini bahwa bersama dengan Tuhan, dapat melakukan hal-hal yang walaupun mustahil bagi pemandangan manusia.  Soal penyangkalan diri adalah masalah yang sulit, tidak hanya bagi anak, tetapi sesungguhnya juga bagi orang tua.  Hanya dengan berserah kepada Kristus, maka sesungguhnya kita akan mampu melakukan penyangkalan diri itu (Fil. 4:13).  Kalau Tuhan Yesus sebagai manusia mampu melakukan penyangkalan diri (Ibr. 4:15), maka hendaknya ini memberi kekuatan kepada anak-anak dan kita, bahwa kita pun pasti akan dimampukan-Nya.

3. Pembimbingan penerimaan diri  

Tidak sedikit anak yang gagal menerima diri mereka sendiri.  Mungkin mereka tidak bisa menerima diri mereka sebagai keturunan orang yang tidak mampu, atau tidak bisa menerima diri mereka yang kurang pintar, cacat dsb. 

Perwujudan dari ketidakmampuan mereka menerima diri sendiri itu adalah dengan tingkah laku yang tidak wajar di keluarga dan juga di masyarakat.  Mereka akan menjadi pasif atau justru sebaliknya menjadi sangat aktif.  Keterlibatan-keterlibatan anak pada perkara-perkara yang negatif, seringkali terjadi karena masalah ini. 

Oleh karena itu, pembimbingan terhadap anak akan sangat menolong.  Cara pembimbingannya adalah: dengan menunjukkan bahwa anak adalah makhluk yang sangat dikasihi oleh Tuhan (Kej. 1-2; Maz. 8:6).   Penebusan dosa oleh Tuhan Yesus Kristus  bagi dosa manusia, termasuk anak-anak di dalamnya (1 Ptr. 2:24), semakin menunjukkan kasih Allah yang nyata dalam kehidupan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun