Menghindari Sifat Tercela: Menjauhi kesombongan, riya', hasad, ghibah, dan lain-lain.
Menumbuhkan Sifat Terpuji: Melatih ikhlas, sabar, syukur, qana'ah (merasa cukup), tawadhu (rendah hati), jujur, amanah, kasih sayang.
Lingkungan Positif: Mencari teman-teman yang shalih dan menghindari pergaulan buruk.
Keteladanan: Belajar dari guru, orang tua, atau tokoh yang berakhlak mulia.
Proses tazkiyah ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak memisahkan antara pengembangan spiritual dan intelektual. Justru, kesucian hati menjadi fondasi agar ilmu yang dipelajari membawa berkah dan manfaat. Meskipun bersifat internal, keberhasilan tazkiyah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keteladanan dan lingkungan yang suportif, yang kembali menekankan pentingnya sinergi Tri Sentra Pendidikan. Sekali lagi peran guru dan orang tua untuk terus belajar metode tazkiyah ini menjadi sangat penting dan sayangnya metode tazkiyah ini sangat jarang diajarkan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sebagai pabriknya para guru.
Ta'lim (Ngajarin Kitab & Hikmah): Kuasai Qur'an & Sunnah, Jadi Keren dalam Pandangan Allah!
Metode ketiga adalah wa yu'allimuhumul kitaba wal hikmah (dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah). Setelah hati terlibat (Tilawah) dan dibersihkan (Tazkiyah), barulah proses pengisian ilmu (Ta'lim) dapat berjalan optimal. Al-Kitab merujuk pada Al-Qur'an, sementara Al-Hikmah sering ditafsirkan sebagai As-Sunnah (ajaran dan praktik Nabi SAW), pemahaman agama yang mendalam, atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Ta'lim adalah proses transfer pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Islam---akidah, ibadah, muamalah, akhlak---berdasarkan sumber otentik. Tujuannya bukan sekadar menghafal teori, tetapi menumbuhkan pemahaman mendalam (hikmah) dan kemampuan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam kerangka nilai-nilai Islam. Urutan Tilawah, Tazkiyah, baru Ta'lim menyiratkan sebuah model pedagogi holistik: keterlibatan emosional-spiritual dan penyucian karakter adalah prasyarat bagi pembelajaran intelektual yang efektif dan bermakna sehingga menghasilkan pelajar yang mumpuni ilmu, skill, akhlak, dan kaya dengan hikmah sehingga menjadi pelajar yang pandai, berakhlak mulia, dan bijaksana (hikmah).
Menuangkan ilmu ke dalam hati yang belum siap atau masih kotor tidak akan menghasilkan buah yang diharapkan.
Ngaji Zaman Now: Bikin Qur'an Nggak Ngebosenin & Nyambung Banget!
Salah satu tantangan terbesar adalah membuat pembelajaran Al-Qur'an terasa relevan ("nyambung") dan menarik ("nggak ngebosenin") bagi generasi Z dan milenial yang hidup di era digital. Bagaimana caranya?
Hubungkan Qur'an dengan Kehidupanmu: Isu Kekinian, Medsos, Hobi