Berwisata di pegunungan yang sejuk memang bisa membuat sejuk di hati juga. Belum lagi melihat hijaunya  deretan pepohonan serasa menyehatkan dan menyegarkan mata yang memandangnya seperti halnya Baturaden yang ada di kaki gunung Slamet. Begitu memasuki kawasan wisata Baturaden, mata kita sudah disuguhi pemandangan air yang begitu jernih mengalir diantara bebatuan di sungai yang membelah tempat wisata ini.
Air pegunungan yang begitu jernih membuat para pengunjung yang datang serasa tak bosan bosan bermain saling mencipratkan air,  tak kerkecuali para orang tua yang tak mau kalah dengan anak atau cucu mereka. Hari belum lagi beranjak siang namun kabut mulai turun membuat pengunjung ingin bergegas naik  menuju ke pancuran tiga dan melanjutkan lagi ke pancuran tujuh. Untuk menuju pancuran tiga dimana terdapat kolam belerang yang bisa dipergunakan untuk berendam yang konon bisa menghilangkan penyakit kulit atau nyeri tulang sebenarnya tidak terlalu jauh mungkin sekitar 700 m, akan tetapi jalannya menanjak dan  cukup terjal walaupun tidak sulit untuk dilalui cukup membuat mereka yang tidak terbiasa berolah raga akan merasa pegal, namun hal itu akan segera hilang manakala kita sudah tiba disana dan merendamkan kaki kita dalam kolam air belerang yang begitu hangat hingga serasa dipijat, namun itu tidak menghilangkan rasa dingin dari udara disekitarnya  yang membuat perut menjadi lapar. Namun kita tidak usah khawatir kelaparan karena saya melihat banyak penjual makanan yang menggelar  dagangannya  tidak jauh dari pintu masuk. Makanan yang dijualpun cukup beragam. Yang menarik perhatian saya adalah ada beberapa ibu yang menjual pecel Banyumas dan Tempe mendoan yang benar-benar fresh from penggorengan. Saya menyebut pecel Banyumas karena saya lihat memang sangat khas sayurannya  yang tidak pernah saya jumpai di daerah lain yakni daun lembayung ( daun kacang pancang), daun so (melinjo), mentimun, kecambah hijau ( tauge kacang hijau yang baru tunas), petai cina, dan yang paling khas adalah  bunga kecombrang yang berwarna merah menggoda dengan  rasa yang sengir namun menambah sedap. Kalau lidah kita cukup peka maka pada bumbu kacangnya ada rasa kencur  yang begitu terasa dan tingkat kepedasannya cukup membuat bibir menjadi merah. Oh yaa...untuk makan pecel ini biasanya ditemani oleh ketupat. Dijamin setelah makan pecel Banyumas ini kaki yang pegal setelah mendaki akan hilang karena merasakan pedasnya sambel kacang yang sangat pas di lidah.

Untuk menambah kesempurnaan prosesi makan pecel Banyumas ini cobalah untuk mencicipi  Tempe Mendoan yang dijamin fesh from penggorengan karena biasanya penjual akan menggoreng mendoan tersebut saat kita memesannya walaupun terkadang mereka juga sudah menyiapkan beberapa buah untuk mereka yang tak sabar atau sudah terlalu lapar hingga takut pingsan. Mungkin kita sudah bisa menemukan tempe mendoan ini dimana-mana , akan tetapi kalau anda menikmatinya di Baturaden ini sensasinya pasti akan berbeda. Lagipula dari segi rasapun anda akan bisa merasakan bedanya.  Campuran bumbu antara bawang putih, ketumbar dan sebagian menggunakan sedikit kunyit  begitu tepat komposisinya sehingga pas terasa saat kita mengunyahnya dimulut .

Pecel Banyumas dan Tempe mendoan memang pasangan yang mak jossss....untuk dinikmati disiang hari terlebih setelah pegal menuruni lereng gunung slamet dari pancuran tujuh dan pancuran tiga  membuat rasa pegal hilang berganti menjadi kantuk karena kekenyangan , apalagi dihembus oleh angin pegunungan yang sejuk membuat mata menjadi berat. Apabila memang kantuk tak bisa ditahan lebih baik beristirahat sejenak karena di sekitar wisata Baturaden banyak terdapat hotel ataupun guest house  yang bisa anda tuju. Jadi kapan anda akan mencobanya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI