Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tagihan Telkom Vision Jadi Mahal Sejak Dibeli Chairul Tanjung

26 Agustus 2014   02:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:34 6408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_320887" align="aligncenter" width="500" caption="www.telkomvision.com"][/caption]

Belum lama ini istri cerita sambil lalu pada saya. Katanya, biaya langganan televisi berbayar TelkomVision jadi "mahal". Mungkin karena penasaran bertanyalah ia pada teman-teman yang berlangganan TelkomVision lainnya dan jawab mereka pun sama, jadi mahal. Saya pun jadi ikutan penasaran, ada apa?

Penelusuran di internet menemukan kenyataan yang terlewati oleh saya selama ini. Bahwa, sekarang TelkomVision sudah berubah menjadi TransVision. Cerita bermula dengan dibelinya PT Indonusa Telemedia (anak usaha PT Telkom), yang menaungi televisi berbayar TelkomVision, kepada PT CT Corpora milik pengusaha media Chairul Tanjung. Pantesan biaya tagihan TelkomVision jadi mahal!

Di situs www.transvision.co.id disebutkan bahwa pada tanggal 8 Oktober 2013, dilakukan sinergi bisnis kepemilikan TelkomVision antara CT Corpora dan Telkom. CT Corpora sendiri dahulunya, sebelum 1 Desember 2011, dikenal dengan nama Para Group.

Dengan kata lain, TelkomVision diakuisisi oleh CT Corpora berselang tujuh bulan sebelum Chairul Tanjung resmi menduduki Menteri Koordinator Perekonomian, yang dilantik 19 Mei 2014. Memang tidak ada masalah di sini, sekedar tambahan informasi saja. Namun jika ada yang mempersoalkan privatisasi BUMN maka inilah privatisasi itu.

Ternyata pula, pembelian TelkomVision oleh CT Corpora mendapat penentangan sengit dari DPR RI. Dikutip dari tempo.co (06 November 2013), Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat memprotes penjualan PT Indonusa Telemedia kepada CT Corpora. Rapat Komisi menolak penjualan tersebut, demikian disampaikan Aria Bima. Rapat Komisi merekomendasikan pembatalan penjualan tersebut.

Alasan kerugian TelkomVision dinilai tidak kuat untuk menjual kepemilikan oleh karena kerugian tersebut terus menurun dalam lima tahun terakhir. Namun kenyataannya tetap saja 1,03 miliar lembar saham atau 80% saham TelkomVision dijual kepada CT Corpora seharga Rp 926,5 miliar pada 8 Oktober 2013 lalu.

[caption id="attachment_320888" align="aligncenter" width="500" caption="www.transvision.co.id"]

1408967606836744856
1408967606836744856
[/caption]

Hasilnya, terutama di mata konsumen, biaya langganan Telkomvision yang dulunya murah meriah belasan ribu rupiah hingga Rp99.000 (paket Turbo dan New Hit) dan Rp 299.000 (paket Primium) diubah oleh TransVision menjadi paling murah Rp 169.000 (paket Gold), Rp 269.000 (paket Platinum), dan Rp 449.000 (paket Diamond) dengan penambahan layanan channel.

Untuk mengkonfirmasi hal ini saya kebetulan berkunjung ke Plasa Telkom di bilangan Pasar Baru, Padang, Senin (25/8/2014). Benar saja, di sana ada karyawan TransVision. Di lantai tiga ada sebuah ruangan khusus TransVision. Karyawannya menjelaskan, bahwa benar sekarang TelkomVision telah berubah menjadi TransVision dengan tarif di atas. Saya agak kaget menyadari bahwa situs www.telkomvision.com belum mengupdate hal ini.

Yang dirasakan ibu-ibu waktu membayar tagihan tersebut hanya satu saja: harga naik. Karena penambahan layanan channel tidak terlalu berarti bagi konsumen. Toh sangat jarang menonton channel sekian banyak sekali duduk di hadapan televisi. Kesukaan penonton biasanya sudah tersegmentasi tertentu: olah raga, film, berita dll.

Ternyata, privatisasi yang ini bikin harga layanan jadi mahal!

(Sutomo Paguci)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun