Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sekilas tentang Wisata ke Uzbekistan

25 September 2023   10:00 Diperbarui: 25 September 2023   12:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Amir Timur ( sumber gambar: travel Uzbekistan.uz)


Sudah pernah menjelajah Asia Tengah? Sebuah kawasan yang termasuk lintasan jalur sutera (silk road) yang sangat terkenal sejak zaman dulu, melintas dari Tiongkok hingga Eropa.

Bila kita belum pernah ke Asia Tengah, nih ada oleh-oleh cerita dari Taufik Uieks yang bulan lalu sempat mengikuti wisata "Garis Batas" ke salah satu negara Asia Tengah, yaitu Uzbekistan. pengalaman Taufik Uieks diceritakan pada webinar Koteka Talk 144.

Untuk menuju Uzbekistan harus naik pesawat udara, tiap minggu ada penerbangan Jakarta - Taskent dengan Uzbekistan Airways. Waktu penerbangan sekitar 8 jam. Harga tiket sekitar 6-10 juta Rupiah, biasanya yang murah, bila kita memesnnya jauh hari, tidak mendadak, tapi bila ikut rombongan tour bisa sekitar 5 juta Rupiah. Menggunakan pesawat yang transit via Dubai atau Turki juga biasanya lebih mahal, selain lebih lama.

Enaknya ke Uzbekistan sekarang bisa tanpa visa, saat di imigrasi paspor kita hanya langsung di stempel berlaku untuk 30 hari.

Setelah mendarat di Taskent, ibukota Uzbekistan saat ini, rombongan langsung sarapan di kantin / bistro 24 jam dengan roti non, makanan pokok di Uzbekistan. Tidak tahunya, setiap kita makan pasti disediakan roti non secara gratis.

Dari stasiun Taskent dengan kereta cepat menuju Samarkand, lalu mengeksplor Bukhara, dan karena pulang harus dari Taskent, maka mengeksplor Taskent diletakkan pada tiga hari terakhir.

Di Samarkand menjumpai patung pahlawan Uzbekistan abad 14-15, Amir Timur (Timurlenk / Tamerlane) yang sedang duduk di singgasanya. Selain di Samarkand, , patung Amir Timur juga ada di Taskent (Amir Timur Square) di depan hotel yang sedang naik kuda dan Shahrizab, tempat lkelahiran Amir Timur sedang berdiri.

Dari Taskent rombongan baik kereta cepat Afrisiyob dengan kecepatan maksimum 250 Km per jam (masih kalah dengan  KCJB). Tapi kereta cepat ini sudah ada sejak 2011, buatan Spanyol ke Samarkand yang jaraknya 250 Km.

Rombongan berada di Uzbekistan selama satu minggu. Selain mengunjungi mausoleum Amir Timur, rombongan juga mengunjungi mausoleum Shailzinda, raja-raja dinasti Timurid.

Sebenarnya juga ada mausoleum Imam Bukhari yang ditemukan oleh Bung Karno sebagai syarat untuk memenuhi undangan Kruschev yang mengundangnya ke Rusia, tetapi tldak dapat dikunjungi karena sedang direnovasi.

Rombongan juga mengunjungi masjid Blbi Khalsum, istri kesayangan Amir Timur asal Tiongkok yang terkenal Kecantikannya.

Rombongan juga sempat mengunjungi bangunan paling ikonik di Samarkand, yaitu Registan Square. Sedangkan di Bukhara rombongan mengunjungi masjid Kalim Bukhara Ark, masjid Chor Minor dan lain-lain. Serta makam Yaudi Dan mausoleum Napsabandi.

taufik dan polisi (dok: Taufik)
taufik dan polisi (dok: Taufik)

Warga Uzbekistan sangat ramah terhadap pendatang. Pada sebuah taman hiburan bila terdengar musik, mereka langsung menari. Wisatawan asing lagsung diminta untuk ikut menari juga. Musik Uzbekistan iramanya merupakan perpaduan Timur Tengah, Turki dan India. Keramahan lainnya diperlihatkan oleh penjual jagung, wisatawan dipersilakan mencicipi, tidak marah meski tidak jadi membeli dagangannya. Bahkan mempersiljan duduk di kursinya.

Bila ingin membeli oleh-oleh, dapat belanja kismis dan apricot serta souvenir  di pasar Siyob.

Kuliner Uzbekistan lainnya adalah plov atau pilav, seperti nasi briyani dengan daging domba. Disana hanya ada ikan sungai, ikan laut sangat mahal, karena Uzbekistan tidak mempunyai laut.

Lalu ada samsa sejenis dengan samosa orang Arab / Turki, dengan isi daging atau ayam, sebelum disantap, dipanggang dulu.

Yang lezat adalah buahnya, ada labu dan melon. Labunya sangat besar, melonnya sangat manis.

Bagi yang masih jomblo, pasti senang di Uzbekistan karena gadis-gadisnya sangat cantik, perpaduan banyak budaya.

Di Uzbekistan menemukan banyak benteng, karena negeri ini perlu menghindari serangan musuh-nusuhnya. Penguasa di Uzbekistan berganti-ganti dari kerajaan Islam, Rusia, tetapi sekarang sudah merdeka. Di Bukhara terdapat tempat mandi uap seperti di Turki, yang disebut Hamam, pemanduan yang sudah ada sejak abad 15.

Di Taskent,, rombongan sempat tinggal di hotel internasional kuno yang dibangun sekitar 1970-an, dengan tinggi 17 lantai

Bila ingin bepergian dengan taksi, ada taksi Yandex yang dapat dipesan secara daring, harga tidak begitu mahal, sekitar- 5 ribu sum (atau 8 ribu Rupiah) kalau jarak dekat di Bukhara  Sedangkan bila bepergian baik kereta, stasiun sangat Indah dengan pajangan kristal. Juga harga tiket kereta cepat jauh lebih murah bila dibandingkan kereta biasa, mungkin sudah mencapai titik break even.

Tidak ada larangan untuk membawa, menjual, dan menikmati alkohol dan kopi asal tidak ditempat umum.

Potensi wisata ke Uzbekistan sangat besar, karena bebas visa selama 30.hari. Kendalanya, kurang banyak warga yang bisa berbahasa Inggris. Yang agak fasih anak muda, kalau orangtua jarang yang bisa berbahasa Inggris. Jadi disarankan sebaiknya bisa sedikit-sedikit bahasa Rusia, meski sekedar  untuk tawar menawar. Tidak perlu menguasai bahasa Uzbekistan. bila kita sanggup berbahasa Rusia, harga diberikan dalam satuan sum, tapi bila kita tidak dapat berbahasa Rusia, harga diberikan dalam satuan USD, yang pasti lebih mahal.

Pak Taufik sempat memperpanjang waktu wisatanya (extend) dengan mengunjungi Kazakhstan, namun tidak diceritakan dalam webinar 30 menit hari Sabtu sore lalu

Tertarik ? Yuk siapkan koper dan paspor. Kita berangkat ke Uzbekistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun