Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suka Makanan dan Minuman Manis? Jangan Malas Bergerak!

10 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:08 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Manis (sumber: keluarga.my)


Dari semenjak kecil, manusia terbiasa suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, sebut saja : permen atau kembang gula, ice cream, coklat, cookies, pie, sirup, donut, teh manis, serta minuman bersoda.

Bahkan ada kebiasaan selalu menambahkan gula saat minum kopi atau teh. Pokoknya harus manis.

Belum lagi warga Indonesia terasa belum makan, bila belum makan nasi putih.

Padahal kita memahami bahwa karbohidrat yang kita asup akan menjadi energi bagi tubuh, misal untuk bergerak, Dan sisanya menjadi glukosa yang masuk ke dalam darah.

Agar tubuh kita sehat, harus terjadi keseimbangan antara kaloti yang masuk dan keluar.

Itulah sebabnya, manusia selain makan san minum secukupnya, harus diimbangi dengan olah raga. Sehingga ada kaloti yang masuk, tetapi juga ada kaloti yang keluar.

Kebanyakan manusia kota atau metropolitan (modern), aktivitasnya rendah. Bekerja di kantor, banyak duduk di depan komputer atau notebook hingga berjam-jam, bepergian naik sepeda motor atau mobil. Berbeda dengan manusia  jadul (desa atau kota kecil) yang bekerja di sawah atau berburu, banyak jalan kaki karena transportasi belum sebanyak sekarang. 

Itulah sebabnya manusia modern sedikit bergerak, sedang manusia jadul lebih banyak bergerak. Manusia jadul tidak harus berolahraga, karena jalan kaki, berburu atau bekerja di sawah sudah merupakan olah raga. Sebaliknya manusia modern yang lebih banyak duduk, harus mengimbangi aktivitasnya dengan olah raga.

Maka, asupan karbo hidrat harus dikendalikan. Terlebih mereka yang ditengarai kadar gula darahnya terlalu tinggi.

Cara termudah mengetahui kondisi tubuh kita adalah memeriksa kadar gula darah secara rutin, menguikur indeks masa tubuh (Body Mass Index, BMI) atau mengukur lingkar perut (jangan obesitas).

Kita harus segera mengetahui kadar gula darah, agar segera diambil tindakan medis bila ditengarai menderita diabetes. Karena diabetes di Indonesia menurut laporan sebuah survei adalah pembunuh no. 4,  dan jumlah pengidap penyakit diabetes di Indonesia adalah nomor 6 tertinggi di dunia.

Meski kita selama ini harus mengkonsumsi nasi putih, cobalah untuk menggantinya dengan makanan yang lebih bervariasi, misal kentang, nasi merah, nasi coklat, dan ubi. Makan seperti mie jangan dikonsumsi bersama nasi putih, meski membuat kenyang. Makanlah mie sewaktu-waktu, kombinasikan dengan pasta seperti spaghetti.

Memang dalam hidup ini, kita sangat sulit menghindari yang manis, karena makanan dan minuman yang manis juga salah satu penambah energi, khususnya bagi mereka yang sedang berpuasa.

Bila memerlukan makanan yang manis, cobalah gantikan nasi putih dengan ubi jalar, kurma, yoghurt, buah-buahan atau kue yang mengandung kayu manis (cinnamon).

Sedangkan untuk minuman, gula dapat digantikan oleh sirup jagung, gula stevia, madu, gula aren (dari kelapa),  dan asam sulfat potasium. Asam sulfat
potasium  banyak didapati pada dessert, permen karet dan minuman ringan (soft drink).

Jangan baru panik setelah di vonis dokter kadar gula darah tinggi, tetaplah selalu hidup secara seimbang. Dan jangan lupa bergerak, tirulah gaya hidup orang desa yang selalu sehat, meski kita hidup di kota. Jangan malas jalan kaki atau naik sepeda, bila sekedar belanja ke mini market di dekat rumah. Tidak perlu selalu menggunakan kendaraan bermotor.

Ingatlah joke ringan, boleh makan donut, tapi tengahnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun