Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengkaji Ketajaman Cakar Garuda Indonesia

20 Desember 2021   10:17 Diperbarui: 20 Desember 2021   10:19 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia (zumber: kompas.com)

Kemarin malam, timnas sepak bola Indonesia sudah membuktikan kehebatannya di ajang perebutan piala AFF 2020 di Singapura. 

Meski sebelum pertandingan dimulai beredar rumor ketakutan terutama dari media Indonesia yang menkawatirkan nasib timnas bila sampai dikalahkan oleh Macan Malaya, Malaysia. 

Bahkan kalau perlu gunakan strategi untuk memperoleh hasil seri, seperti ketika melawan Vietnam, bertahan habis. Toh, Indonesia sudah pasti masuk ke babak semi final, meski harus menghadapi Thailand, karena hanya sebagai runner up group B. 

Apalagi Vietnam berhasil menang dengan banyak gol melawan Kamboja, pasti Vietnam akan menjadi juara group B dan memilih lawan Singapura, di semi final yang relatif lebih lemah dibandingkan Thailand.

Meski diawali dengan ketinggalan 0-1 pada menit ke 13 saat K. Raj berhasil membobol gawang yang dikawal Nadeo Argawinata , dari Bali United maka paniklah pecinta sepak bol Indonesia. Tapi pertandingan selanjutnya berakhir manis, timnas Indonesia, melalui Irvan Jaya, Asnan dan E. Baggott berhasil membalikkan keadaan yang mencekam menjadi euforia kemenangan, Garuda menang 4-1. Luar biasa.

Dari bukti ini, kita menyadari bersama kehandalan dan ketajaman pemain squad Indonesia dalam menghasilkan gol. Tidak hanya Wailan yang posisinya sebagai pemain depan pernah mencetak gol, bahkan pemain tengah seperti Irvan Jaya dan E. Baggott pemain belakang mampu menghasilkan gol.


Tapi jangan takabur, timnas Indonesia juga rawan kebobolan, terbukti sudah 4 gol yang dipungut penjaga gawang dari jaringnya. Dua dari Kamboja, satu dari Malaysia dan satu dari tim terlemah Laos. 

Berbeda dengan Vietnam yang masih 'clean sheet", menang tiga kali satu kali seri tanpa kebobolan. Kesimpulannya, pemain belakang dan penjaga gawang masih lemah. Tapi kita juga dapat berdalih, pertahanan Indonesia sangat rapi dan tangguh, bahkan Vietnam dibuat frustasi selama 2x45 menit.


Yang patut diingat, pertahanan Indonesia kuat saat melawan Vietnam karena hampir semua pemain Indonesia berada di lapangan sendiri, alias tidak berkeliaran memburu bol untuk menyerang lawan. Akibatnya, kita sadari bersama Garuda mandul gol, dan ini tidak boleh terjadi di babak semi final dan final.Karena kemenangan akan ditentukan di titik penalti. 

Pemain depan dan tengah harus bebas berkeliaran memburu bol agar dapat mengarahkan tembakan jitunya ke gawang lawan. 

Konsekuensinya, pertahanan harus diperkuat, agar meminimalisir terjadinya gol akibat kepanikan pemain saat menghadapi serangan balik lawan. Kasus lawan Kamboja dapat menjadi pelajaran berharga, pemain Garuda panik hingga terjadi gol kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun