Selama di Indonesia, Isabel hanya mengandaskan buku wisata terbitan Lonely Planet. Karena ia tidak mempunyai teman di Indonesia sambil sekali-kali berselancar di internet.
Isabel sangat terkesan dengan budaya masyarakat Lombok dan sangat senang melakukan trekking di Rinjani. Ia kagum dengan pemandu yang bolak balik naik gunung hanya beralaskan sandal jepit dan pakaian seadanya. Itupun. harus memukul perlengkapan kemah dan makanan.
Di Labuhan Bajo, Isabel lebih banyak tinggal di kapal. Ia sangat terkesan dengan landskap yang berbeda, banyak padang rumput.
Isabel sangat senang berinteraksi dan berkomunikasi dengan warga lokal yang ramah dan memiliki perbedaan budaya.
Ketika ditanyakan apa masalah yang dialaminya ketika berwisata di Indonesia? Dengan terbuka Isabel menyebutkan minimnya informasi. Misal ia ingin pergi ke pulau lain, harus naik apa. Hendaknya Pemerintah atau penduduk lokal mau menyusun Informasi guna memudahkan wisatawan asing, khususnya nformasi sarana transportasinya.
Juga pesannya bila ingin mendaki gunung, persiapan harus matang dan lengkap. Khususnya untuk mendapatkan foto yang baik.
Isabel juga senang di Bali yang memiliki pantai yang indah, sunset yang menawan dan tentunya kopi yang enakÂ
Khusus tentang kuliner, penggemar kuliner Asia dan hobi memasak ini menyukai soto ayam, nasi goreng, nasi campur dan tempe.
Menurut pendapat Isabel, wisatawan Indonesia lebih menyukai Labuhan Bajo, karena ia banyak bertemu wisatawan Indonesia.
Apakah ia akan kembali lagi ke Indonesia? Tentu, Isabel masih ingin ke Papua, Kalimantan dan mendaki gunung Bromo. Namun ia juga menyukai Amerika Latin.
Isabel senang berlibur dan berpetualang, ia mengumpulkan uang hasil kerjanya. Untuk pergi berlibur ke Indonesia, ia dapatkan dari hasil bekerja di New Zealand dan Australia.
