Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Palembang, Bukan Sekedar Jembatan Ampera

21 November 2021   11:52 Diperbarui: 21 November 2021   12:11 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Ampera (sumber: kompas.com)

Pada Koteka Talk kali ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana berkolaborasi dengan SGPP dan Kompal (Kompasiana Palembang. Dengan mengusung tema "Wonderful Indonesia: Palembang Kota Pempek." Kita mencoba mengulas lebih dalam tentang Palembang yang semula hanya dikenal sebagai ibu kota provinsi Sumatera Selatan dengan sungai Musi dan Jembatan Ampera-nya saja. 

Sebuah ikon menarik dengan keindahan yang menawan, di mana jembatan Ampera menjadi ikon yang cantik di malam hari dengan kerlap-kerlip lampu berwarna-warni. Kuliner Pempeknya pun sangat menggoyang lidah dan mendunia.  Untuk menelusuri Palembang, sengaja diundang nara sumber dari "wong kito" asli, yakni Dues  K. Arbain (yang sering disapa Mand Du dan  Haryadi Yansyah alias Omnduut untuk mengupasnya.

Mang Du (dok: Koteka)
Mang Du (dok: Koteka)

Kebetulan keduanya adalah bankir dan memiliki hobi menulis. Mang Du adalah alumni S1 di UNSRI Jurusan Manajemen. Selain aktif di beberapa komunitas, ia juga pecinta alam, pegiat di komunitas motor vespa, gaple dan traveling. Sedangkan narasumber kedua, Haryadi Yansyah alias Omnduut adalah pemilik CV Omnduut  yang menyukai fotografi dan networking serta kampiun menulis. 

Sudah memerbitkan  buku "Jungkir Balik Dunia Bankir" (Diva Press 2017), "Modal Ngeblog Bisa Sampai Europe! (Diva Press 2020) dan banyak lagi antologi, serta pernah mendapat penghargaan juara 1 "Visit Britain Blogging Competition" tahun 2018 dan juara 1 "Air Asia Blogging Competition" tahun 2020.

Tentang Kompal

Menurut Mang Du yang selalu berpikir posituf sehingga tampak awet muda ini, Kompal didirikan 26 Maret 2016. Tadinya, anggota Kompal adalah Kompasianer kelahiran dan yang berdomisili di Palembang ini tidak salibg mengenal meski sudah sering membaca tulisannya di laman Kompasiana. Dengan terbentuknya Kompal terjalinlah tali silaturahmi yang erat. Anggota sangat heterogen, namun sangat kompak. Tidak hanya antar anggota Kompal namun  termasuk keluarganya (isteri atau suami hingga anak-anak).

Salah satu kegiatan Kompal adalah mengantar Kompaianer dari daerah lain yang ingin mengenal Palembang. Anggota dikumpulkan untuk menghidangkzn pempek bahkan diajarkan cara membuatnya. Bagi anggota yang sedang mengunjungi tempat yang menarik atau menjumpai kuliner khas yang menarik, lalu menulisnya di laman Kompasiana.

Kegiatan Kompal tahun 2022 belum teproframkan, namun tidak jauh dari lomba menulis, gathering & kuliner, edukasi literasi, mengedukasi cara menggunakan media sosial secara positif dan lain-lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun