Saat saya masih duduk di bangku SD, saya belajar mengenai peribahasa melalui Pelajaran Bahasa Indonesia. Sementara peribahasa Jawa, saya mempelajari dari kehidupan sehari-hari, karena kebetulan saya dilahirkan di Jawa Tengah. Ternyata peribahasa tidak terdapat di Jawa Tengah saja, dari Aceh hingga Papua juga memiliki peribahasa lokal masing-nasing.
Menurut Kamis Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa adalah sekelompok kata yang memiliki susunan yang sama dan bermakba mengenai aturan perilaku, basihat, prinsip hidup dan perumpamaan. Peribahasa centering menggunakan kiasan guna mengfambatjan tujuan tertentu.
Bagai pinang dibelah dua
Peribahasa dapat mudah diketahui dari ciri-ciri nya yakni bersifat turun temurun Dan kalimat nya selalu sama. Kebanyakan digunakan sebagai nasihat.
Mengingat dari Pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan saat duduk di bangku SD, peribahasa digolongkan menjadi enam jenis yakni:
a. Pepatah, yang banyak digunakan sebagai nasihat.
Contoh: Biar lambat asal selamat
Artinya, agar manusia dalam bertingkah laku jangan tergesa-gesa.
b. Perumpamaan, mengungkapkan suatu keadaan dengan menggunakan benda-benda di sekitar atau di bumi ini.
Contoh: Bagai harimau menyembunyikan kuku
Sebuah perumpamaan yang berarti sikap manusia yang menyembunyikan kekuatannya digambarkan sebagai binatang harimau yang terkenal dengan ketajaman kukunya.
c. Semboyan, banyak digunakan sebagai pdroman hidup seseorang.
Contoh: Hemat pangkal kaya
Semboyan ini digunakan oleh manusia untuk menjadi Jaya harus sanggup berhemat.
d. Ungkapan, yang menggambarkan tingkah laku seseorang.
Contoh: Besar kepala
Ungkapan ini ditetapkan untuk menggambarkan orang yang Berlalu sombong.
e. Bidal, digunakan untuk memberikan sindiran.
Contoh: Malu bertanya sesat di jalan
Bidal ini menyindir seseorang yang tidak tahu tempat yang ditujunya, tetapi tidak mau bertanya.
f. Tamsil, kalimat yang bermakba untuk membandingkan.
Contoh: Tua -tya keladi, makin tua makin menjadi.
Tamsil ini ditujukan untuk orangtua yang tidak menyadari sikapnya yang sudah tidak sesuai dengan usianya.
Beberapa peribahasa yang sudah cukup terkenal dianraranya:
1. Ada udang dibalik batu, yang artinya ada maksud tersembunyi.
2. Bagai air di daun talas, yang artinya orang yang memiliki pendirian yang selalu berubah.
3. Cepat kaki ringan tangan, yang artinya orang yang senang menolong.
4. Di Mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung- yang artinya menghornsti adat dimana Anda saat ini berada.
5. Esa hilang,dua terbilang - yang artinya berusaha keras untuk mencapai tujuan.
Sedangkan peribahasa Jawa yang saya pelajari dari kehidupan sehari-hari banyak memiliki makna yang mendalam dan berisi pelajaran bijak. Kaya moral agar membuat manusia menjadi lebih bijaksana.Â
Contoh:Â
1. Ana dina ana upa, yang artinya tiap perjuangan pasti ada hasilnya.
2. Kena iwake aja nganti buthek banyune, yang artinya berupaya tanpa menimbulkan kerusakan.
3. Sepi Ing pamrih rame Ing gawe, yang artinya melakukan pekerjaan tanpa pamrih.
Peribahasa perlu kita pelajari agar kita mengetahui maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tulisan ini bermanfaat.