Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jangan Takuti Rakyat dengan Krisis, Mari Dukung Program Pemerintah

18 Agustus 2020   18:28 Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:30 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi krisis (sumber: viva.co.id)

Sejak beberapa negara dikawasan Asean mengumumkan negara mereka sudah jatuh ke jurang krisis, sebut saja Singapura dan Malaysia, maka hebohlah dunia maya dengan aneka tulisan yang membuat was-was rakyat. Memang secara teoritis bila sebuah negara sudah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut maka negara sudah bisa dinyatakan jatuh ke jurang krisis ekonomi. 

Saat ini Pemerintah telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal dua 2020 adalah -5,32%. Meski pada kuartal satu 2020 masih mengalami pertumbuhan ekonomi positif. Dan semua orang mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi kuartal tiga 2020 Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi minus meski tidak sebesar kuartal dua. Dan semua pakar ekonomi percaya pada kuartal empat pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali positif. Dan terus melaju pada tahun 2021 dan seterusnya.

Hal ini langsung menjadi bahan pergunjingan kelompok yang anti Pemerintah dengan meniupkan issue bahwa Indonesia akan jatuh ke jurang krisis bahkan lebih parah dari tahun 1998. 

Padahal kalau kira kaji dengan kepala dingin, situasi tahun 2020 meski ekonomi parah akibat Covid-19 namun hal ini dialami oleh 215 negara lainnya di seluruh dunia, bukan akibat kesalahan kebijakan Pemerintah saat ini.

Bila Anda melihat pergerakan kurs USD terhadap Rupiah juga tidak ada lonjakan yang fantastis hanya bergerak disekitar angka 14.000-15.000 Rupiah berbeda dengan tahun 1998 dimana kurs USD terhadap Rupiah melonjak tinggi dari 2.000 ke 16.000 Rupiah dan hanya dialami beberapa negara saja.

Pemerintah saat ini terus berupaya untuk menggerakkan roda perekonomian agar ekonomi mampu bergerak meski masih dibayangi Covid-19. Sektor UMKM terus menjadi pusat perhatian dan bagi UMKM yang berhasil akan mendapatkan insentif dari Pemerintah.

Pemerintah juga tak segan menggelontorkan dana sosial bagi karyawan dengan penghasilan rendah agar daya beli terus terjaga. Dengan jumlah penduduk Indonesia hampir 300 juta orang bila daya beli masih terjaga diharapkan dapat terjadi kontraksi positif sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga dapat mengarah ke pertumbuhan positif kalaupun masih harus negatif tidaklah sebesar kuartal dua.

Yang penting seluruh rakyat harus mendukung kebijakan Pemerintah secara positif dan justru tidak menakut-nakuti rakyat dengan issue resesi.

Mari kita bantu Pemerintah mencari solusi terbaik agar Indonesia bisa terhindar dari resesi meski ramalan Menteri Ekonomi RI pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan +1,1% saja. 

Pernyataan ekonom Faisal Basri patut kita dukung bahwa yang penting adalah mencari jalan keluar dari resesi dan bukannya membuat takut rakyat dengan momok resesi. Semoga resesi tidak terlalu menggoncang negeri ini. Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun