Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kartika Affandi, dalam Dunia Lukisan dan Perjalanan

15 Agustus 2020   17:05 Diperbarui: 9 September 2021   16:36 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartika Affandi (sumber: affandi.org ) 

Pada hari Sabtu 15 Agustus 2020  komunitas Koteka Kompasiana menyelenggarakan webinar dengan nara sumber Kartika Affandi. Webinar ini sempat mendapat kata sambutan dari Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Ogroseno yang sempat meluncurkan buku lukisan Raden Saleh.

Kartika merupakan puteri Affandi maestro pelukis Indonesia yang pernah turun kelas dari kelas 1 SD ke.kelas 0. Selain melukis, Kartika juga pernah belajar membuat patung dari lempung. Pada saat mau membuat pameran tunggal oleh ayahnya harus sudah memiliki minimum 500 lukisan. Kartika mulai berpameran tahun 1957.

Selain hobi melukis, Kartika juga senang bepergian. Kartika sangat senang mengunjungi daerah wisata untuk melihat kondisi atau suasana yang asli. Salah satu pengalaman menarik dalam kunjungan wisata ke Papua, Kartika pergi ke pasar dan minta orang Papua untuk dijadikan model untuk dilukis. Begitu mereka melihat lukisan tomat di pasar, mereka yang semula mau dilukis tiba-tiba lari. Menurut penjelasan penduduk setempat mereka lari karena takut jiwanya dipindahkan ke kanvas. 

Kisah perjalanan lainnya, saat mengunjungi penduduk aborijin di Australia Kartika sampai harus memulai mengasuh anak suku aborijin hingga bisa diterima mereka. Rata-rata ibu suku aborijin senang melukis dot painting. Saat ingin dilukis mereka malah menyodorkan suaminya. Akhirnya Kartika mencari kaca dan menemukan kaca spion mobil lalu melukis diri dengan latar belakang wanita aborijin yang sedang melukis. 

Pengalaman lainnya, saat mengunjungi suku Dayak di Kalimantan Kartika tertarik dengan wanita Dayak yang memiliki telinga panjang akibat tiap tahun dipasangi perhiasan. Yang kaget saat ditanya harga lukisannya. Tapi orang Dayak justru tidak menyukai lukisan karena rumahnya hanya dari bambu.

Kartika juga tidak belajar melukis dari ayahnya, justru diminta mencari bentuknya lukisannya sendiri. Akhirnya Kartika mempelajari lukisan Jepang dan Tiongkok yang dipadukannya.

Kartika yang saat ini berusia 86 tahun sudah bercerai secara baik-baik dengan suaminya yang juga pelukis. Dalam perjalanan selalu menggunakan kursi roda tetapu tidak masalah karena banyak yang menolongnya seolah memajakannya. Kartika dengan suaminya memiliki 9 anak. Meskipun harus bepergian tetap dapat mengatur biaya perjalanan dari menyisihkan sisa belanja keluarganya.

Perjalanan Kartika yang paling menarik saat dia pergi ke daerah opium di Utara Thailand sebuah lokasi yang sangat berbahaya karena polisi selalu memburu para petani opium. Agar tidak dimarahi ayahnya, Kartika memilih berdomisili di Malaysia baru pergi ke Thailand.

Lukisan Kartika banyak mengenai perempuan untuk menunjukkan ketegaran perempuan seperti saat melukis wanita PSK menunjukkan cacat yang ada pada sang perempuan jadi berbeda visi  dengan pelukis pria.

Webinar Koteka Kompasiana ini dimoderatori oleh Gaganawati. Jadi lukisan Kartika sangat bervariasi karena kegemarannya bepergian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun