Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Napak Tilas Kiprah Ratu Sampah Sekolah, Amilia Agustin

9 Desember 2019   10:22 Diperbarui: 9 Desember 2019   12:21 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amilia Agustins (dokpri)

Memilah sampah organik dan anorganik yang lazimnya tercampur menjadi satu. Sampah organik yang tertampung diolah untuk membuat pupuk kompos. Limbah plastik seperti bungkus kopi atau mie cepat saji diolah menjadi tas, demikian pula limbah kain perca juga dibuat tas. Jadi, hasil yang diperoleh adalah tas dan pupuk kompos. Produk yang dihasilkan dipasarkan dengan cara mengikuti Pameran Memilah Sampah dan Sosialisasi Penanganan Sampah.

Kegiatan yang diawali dengan harapan agar beban si kakek berkurang dalam memungut sampah sekolah lalu berkembang ke arah terbentuknya cikal bakal Bank Sampah. Sampah kemasan tiap 1 kg ditukar dengan 5 buku.

Terima Penghargaan

Tahun 2008 mengajukan proposal Karya Ilmiah Remaja kepada Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Hasilnya mendapat penghargaan dengan hadiah sebesar 2,5 juta Rupiah yang dibelikan peralatan  biopori, guna mengelola sampah basah.

Kegiatan mulai dikembangkan ke warga sekitar dengan mengajarkan kerajinan dengan bahan baku berasal dari sampah kepada ibu-ibu.

Pada tahun 2010 melihat ada program karya tulis untuk anak-anak dari Astra, Amilia membuat karya tulis dan mengirimkannya kepada panitia lomba. Tiba-tiba ada kunjungan ke sekolah dari panitia lomba, dan dua minggu berikutnya, dipanggil ke Jakarta. Amil berangkat bersama ibunya, semula yang diwawancara ibunya. Padahal ide tulisan berasal darinya, sehingga ibunya minta panitia bertanya padanya. Tanpa diduga, Amil berhasil memenangkan hadiah senilai 40 juta Rupiah sebagai Juara "Satu Indonesia Awards bidang Lingkungan 2010".

Hadiah besar itu kemudian dipergunakan unuk membeli mesin jahit portable, guna memperbaiki kinerja ibu-ibu yang bekerja mendaur ulang sampah dengan membuat tas.

Lulus dari jenjang SMP, Amil melanjutkan ke SMA Negeri 11 Bandung. Di aras SMA, Amil mulai membentuk Komunitas Bandung Bercerita dengan sasaran pendidikan kepada anak-anak kaum marginal, yaitu anak jalanan yang bermukim didekat rel kereta api.

Dilanjutkan dengan pembuatan modul "101 creative teaching", guna mengedukasi anak-anak pada program Indonesia Mengajar. Dan modul ini diadopsi oleh BNPB untuk diterapkan pada anak-anak penyintas korban bencana.

Pada 6 Juli 2012, Amilia diundang pada acara Kick Andy Inspirasi Muda Indonesia, pada acara ini Amil sempat  menyampaikan semboyan "jika kita bukan orang sembarangan, jangan membuang sampah sembarangan".

Pembinaan kepada ibu-ibu untuk mendaur ulang sampah menjadi tas, hasil penjualan diarahkan untuk Tabungan Pendidikan guna membeayai pendidikan bagi anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun