Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Pecinan Kota Bogor

5 Februari 2018   11:24 Diperbarui: 6 Februari 2018   08:04 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bir Kocok Bogor (dokpri)

Menjelang Imlek kawasan pecinan (chinatown) sibuk bersolek, seakan bersaing dengan mall-mall yang memajang hiasan Imlek yang serba berwarna merah. Bogor salah satu kota di Jabodetabek yang juga memilliki pecinan. Mari kita susuri bersama.

Untuk mudahnya, diambil titik kumpul di stasiun kereta api Bogor, lalu Anda dapat mulai mengunjungi vihara Dhanagun yang terletak di ujung jalan Surya Kencana atau di dekat pintu masuk 3 Kebun Raya Bogor. Vihara Dhanagun merupakan vihara yang cukup tua, sudah berusia 300 tahun. Pada kalender tertentu dilakukan arak-arakan joli dari vihara Dhanagun ke vihara Buddhasena.

Aneka Kuliner Jalanan

Di kawasan pecinan di jalan Surya Kencana ini, Anda dapat menjumpai banyak jajanan, baik yang non halal seperti bakpao isi daging babi, bakcang, sate babi hingga ngohiang, hingga yang halal seperti bir kocok, lunpia basah Bogor, cungkring, es pala, laksa Bogor dan soto kuning Bogor.

Bir kocok mirip dengan bir pletok hanya tidak mengandung serai, namun halal karena sama sekali tidak mengandung alkohol. Lunpia basah Bogor mirip dengan lunpia Semarang hanya beda diisinya. Lunpia Bogor berisikan bengkoang, taoge dan telur.

Cungkring adalah kudapan yang berasal dari kaki sapi dibumbui sambal kacang, kudapan ini paling cepat habis. Es pala adalah buah pala yang disajikan bersama es serut, sangat segar setelah Anda lelah berjalan menyusuri kawasan pecinan Bogor. 

Laksa Bogor beda dengan laksa Singapura maupun laksa Tangerang, karena adanya unsur oncom. Oncom menujukkan pengaruh budaya Sunda. Enak disantap selagi hangat. Sedangkan soto kuning Bogor adalah potongan daging dan jeroan sapi yang disiram kuah kuning dari bahan kunyit.

Melanjutkan penyusuran kawasan pecinan Bogor, Anda dapat menjumpai toko kamera jadul, juga deretan toko klontong jadul.

Anda masih belum kenyang? Berbeloklah ke gang Aut yang temboknya banyak lukisan grafiti. Disini Anda dapat menemukan Toge Goreng yang fenomenal. Menurut asal muasalnya, Toge Goreng ini konon dipengaruhi budaya Eropa dan Tionghoa. Orang Tionghoa di Bogor ingin merasakan spaghetti, maka mereka berkreasi membuat spaghetti dengan bahan mie lalu dicampur taoge dan diberi tambahan tahu. Toge Goreng hasil kreasi orang Tionghoa di Bogor ini dilanjutkan oleh orang-orang Sunda dengan mengganti tomat dengan oncom atau tauco, maka jadilah Toge Goreng yang banyak didapati di kota  Bogor sekarang.

Kemudian Anda dapat mengunjungi Vihara Maha Bhrahma yang merupakan vihara tertua di Bogor, lalu diakhiri dengan belanja oleh-oleh khas Bogor yakni asinan Gedong Dalem. Asinan Bogor ada dua jenis asinan sayur dan buah.

Kawasan pecinan Bogor saat ini berwarna merah meriah guna menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2569.

(Note: Rute perjalanan menyusuri pecinan kota Bogor ini hasil kreasi Jakarta Food Traveler).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun