Mohon tunggu...
Sutarno Drs
Sutarno Drs Mohon Tunggu... Guru - Arsitek Jiwa

Mengajar dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang Berdampak

25 November 2021   16:23 Diperbarui: 25 November 2021   19:47 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Guru yang Berdampak  

Menjadi guru itu harus mampu menyatukan hati dan pikirannya untuk selalu berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Mari mengenal lebih dekat dengan seorang guru muda yang kaya ide, selalu optimis dengan masa depan dan selalu siap untuk membantu orang lain menemukan identitas dirinya melalui kegiatan literasi menulis,namanya Thurnesyen Simanjuntak S.S, seorang guru SMA swasta di Cikarang. 

Beliau sangat disegani para siswa dan teman seprofesinya karena prestasi dan kemanfaatannya bagi orang banyak, termasuk bagi saya.

Semula berawal dari kegelisahanya atas adanya fakta bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, artinya minat menulis pun pasti juga rendah. Kenyataan ini menjadi cambuk yang kuat baginya untuk "menciptakan" dirinya sebagai penggiat literasi menulis yang handal. Apakah ini sebuah impian ? waktulah yang akan menjawabnya.

Ilmu baginya hanyalah sebuah kendaraan, tapi pengalaman adalah senjata yang perlu diasah setiap kesempatan agar bisa memenangkan setiap pertandingan. 

Proses adalah kawah "candradimuka" baginya untuk membentuk daya tahan dan daya tajam dalam menulis. Belajar dari orang yang berpengalaman dan berdedikasi adalah kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah yang telah dijalaninya sebelum tampil menjadi sosok yang disegani dalam dunia literasi menulis.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil adalah kebenaran yang terjadi dalam diri beliau. Dengan motto kerja keras, kerja cerdas, hingga kerja tuntas menjadi salah satu rahasia kesuksesannya. Tidaklah mengherankan jika pra kondisi inilah yang menjadikan dirinya bertengger sebagai penulis papan atas hingga saat ini.

Kemampuannya menulis sudah teruji dan diakui oleh banyak pihak, dan hasilnya tidak usah diragukan lagi yaitu prestasi demi prestasi berhasil diraihnya. Baik tingkat daerah maupun nasional, sungguh membanggakan, bukan ? Banyak tulisannya yang telah menginspirasi banyak orang, baik di media cetak maupun media online. Menjadi nara sumber di sebuah stasiun radio juga pernah dirambahnya.

Dengan banyaknya relasi dan jaringan yang telah dibangun, memungkinkan beliau mendapat kesempatan melakukan wawancara dengan para tokoh nasional, seperti para menteri dan pejabat negara lainnya. Ini suatu pengalaman yang berharga membanggakan, yang datangnya bukan jatuh dari langit tapi melalui sebuah proses yang panjang. 

Beliau sengaja "menciptakan" dirinya sebagai seorang penulis. Ini sebuah kesadaran yang dibangun sejak awal, maka jangan heran kalau penghargaan demi penghargaan pun telah diterimanya.

Perjuangan yang berbuah manis., semanis prestasinya. Beliau beruntung  bekerja melayani di sekolah yang sangat mendukung aktivitasnya. Para guru sebagai teman seprofesinya juga sangat mendukung. Banyak kesempatan dilaluinya dengan berdiskusi dan sharing dengan teman seprofesinya tentang dunia literasi menulis. 

Itulah yang menjadikan dirinya mengalami percepatan menuju tangga kesuksesan. Selalu rendah hati dan tidak mengenal lelah untuk belajar dan terus belajar. 

Bukankan belajar itu bisa dilakukan di setiap tempat dan dengan siapapun juga ? itulah kata-kata optimis yang sering kudengar darinya. Baginya, kesempatan adalah waktu terbaik untuk menghasilkan suatu karya.

Prestasi yang diraih, baginya adalah awal pijakan untuk mencetak orang lain supaya bisa berprestasi lebih tinggi, maka lahirlah "rumah inspirathur" yang memiliki visi memotivasi orang lain cinta literasi menulis.  Beliau sangat senang jika melihat orang berhasil seperti dirinya.  

Sebagai guru SMA tentu memudahkan baginya melakukan "coaching" dan memengaruhi para siswanya untuk menulis melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun penugasan pembelajaran. Ini bentuk "passion" nyata menjadikan dirinya saluran berkat bagi orang lain. 

Beliau selalu mengingatkan, bahwa hidup itu harus bermanfaat bagi orang. Sekecil apapun dan dalam bentuk apapun asal dilakukan dengan hati dan niat yang tulus pasti akan berbuah lebat. Saya menyebautnya sebagai hidup yang berdampak.

Kesabaran dan daya juangnya sangat membantu para siswanya menemukan kepercayaan dirinya untuk berekspresi melalui kegiatan menulis. Menulis itu membuka jalan pengetahuan. 

Menulis itu mewariskan kehidupan. Menulis itu juga terapi penyembuhan. Lagi-lagi sang inspirathur terus bergerak, terus menginisiasi sebuah perubahan. Karena perubahan tak bisa dihentikan tapi diakrabi sebagai teman seperjalanan. Tidak sedikit teman seprofesinya akhirnya belajar mau menulis, termasuk saya.

Melalui "tangan dinginnya" sudah banyak siswa yang berani menulis bahkan berprestasi dalam dunia literasi menulis, baik di media cetak maupun media online  termasuk di kolom Kompasiana ini.  Sudah sepantasnya, pada hari ini 25 November yang diperingati sebagai hari guru, beliau bangga dengan profesinya. Beliau guru yang mendidik dan mengajar dengan ketulusan hati dan kerendahan hati.   

Seorang guru yang berdampak positif, kaya ide dan menjadi inspirasi banyak orang. Guru yang selalu mau berubah dan mengubah demi menjawab tantangan jaman. Jadi selamat merayakan hari guru sahabatku, teman seperjuanganku, Thurnesyen Simanjuntak, Bravo.

Ditulis oleh : Sutarno

Bekasi, 25 November 2021, Sore hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun