Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level Rp16,900 per dolar AS per Senin (8/4/2025), turun dari posisi akhir pekan lalu yang masih di kisaran Rp16.800.
Kondisi ini bikin banyak orang bertanya-tanya: kenapa sih rupiah makin gak kuat? Terus, harus khawatir gak sih?
1. Dolar AS makin perkasa gara-gara The FedÂ
Salah satu penyebab utama pelemahan rupiah kali ini adalah pengaruh dari luar negeri, khususnya kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve. Banyak investor global yang lagi wait and see, menunggu kejelasan soal kapan suku bunga AS bakal diturunkan.
Selama The Fed belum kasih sinyal akan nurunin suku bunga, dolar AS bakal tetap jadi primadona. Akibatnya, mata uang negara berkembang termasuk rupiah jadi tertekan.
2. Inflasi dan geopolitik juga ikut main peranÂ
Selain faktor eksternal, tekanan juga datang dari dalam negeri dan situasi global. Inflasi Indonesia yang masih tinggi membuat investor agak waswas. Belum lagi ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa bikin situasi makin gak pasti.
Semua ketidakpastian ini bikin pelaku pasar memilih main aman dan menaruh duit mereka di aset yang dianggap lebih stabil, kayak dolar AS atau emas.
3. Apa dampaknya buat masyarakat?Â
Kalau rupiah terus melemah, dampaknya bisa terasa langsung ke masyarakat. Harga barang-barang impor bisa naik, mulai dari gadget, kendaraan, sampai bahan baku industri.
Selain itu, beban utang luar negeri (terutama yang berbasis dolar) juga bisa meningkat, baik untuk pemerintah maupun sektor swasta. Tapi, gak semua sisi negatif kok. Bagi sektor ekspor, rupiah yang lemah bisa jadi angin segar karena produk Indonesia jadi lebih kompetitif di pasar global.
4. Haruskah kita panik? Â
Tenang dulu, gak perlu buru-buru panik. Pemerintah dan BI sudah menyatakan siap menjaga stabilitas nilai tukar dengan intervensi di pasar valas kalau diperlukan. Selain itu, kondisi fundamental ekonomi nasional masih tergolong kuat dibanding banyak negara lain.
Meski begitu, tetap bijak dalam mengatur keuangan, ya. Buat kamu yang sering belanja produk impor atau punya rencana traveling ke luar negeri, mungkin ini saatnya pikir dua kali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI