Mohon tunggu...
Andre Pratama
Andre Pratama Mohon Tunggu... Rekayasa Persepsi Publik

Riset - Berproses - Berkarya - Produksi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahyeldi, Doa yang Tersesat Dilorong Kekuasaan

7 Oktober 2025   00:50 Diperbarui: 7 Oktober 2025   00:59 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo (Sumber: Dok. Pribadi/Andre Pratama)

Mahyeldi barangkali bukan pemimpin yang buruk. Ia jujur, bersahaja dan tetap rendah hati. Tapi politik bukan hanya tentang integritas, ia juga tentang daya juang dan keberanian melawan sistem yang nyaman.

PKS di Sumatera Barat hari ini seperti jamaah yang terlalu lama bertakbir, tapi lupa melangkah. Mereka mengulang doa yang sama, tanpa sadar jemaah di belakangnya sudah pulang duluan.

Dan Mahyeldi, di beranda rumah dinas itu, mungkin masih menatap langit sambil menggumamkan kalimat yang sama, doa sekaligus pembelaan, sederhana tapi getir:

“Jika kritik itu saya, maka akan saya perbaiki. Jika bukan, akan jadi pembelajaran.”

Sebuah kalimat yang terdengar indah, tapi juga menakutkan. Sebab bila terlalu sering diucapkan, bisa jadi itu tanda bahwa seseorang sudah berhenti berjuang, dan hanya bertahan.

Oleh, Andre Pratama

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun