Namun mengapa ada makom atau petilasan yang diberi nama Raden Kapiten Saleh di desa Bojong Kulur ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "raden" memiliki arti sebagai gelar kehormatan yang diberikan kepada putra-putri raja atau keturunan raja yang sudah jauh. Gelar ini juga dapat digunakan sebagai sapaan atau panggilan bagi orang-orang yang memiliki keturunan bangsawan atau berasal dari keluarga raja. Sering juga kata Raden digunakan sebagai sapaan atau panggilan kepada orang-orang yang memiliki keturunan bangsawan.
Kapiten merupakan gelar atau sebutan umum untuk kepala daerah pada zaman pemerintahan raja-raja di nusantara setingkat dengan camat, seperti di daerah Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Kapiten juga sangat jamak diberikan kepala golongan penduduk diaspora yang ada disuatu negeri, biasa di pakai sejak masuknya bangsa Kolonialis Eropa untuk pemimpin ras tertentu, seperti Kapiten Cina, Kapiten Arab dan lainnya. Kapiten atau Kapten juga biasa dipakai sebagai pangkat seorang kepala dalam balatentara.
Jadi dapatlah ditafsirkan bahwa Raden Kapiten Saleh ini adalah seorang pemimpin di sebuah wilayah setingkat Camat saat ini dan juga beliau ini juga adalah keturunan bangsawan yang ditugaskan untuk mengurus wilayah disekitar Bumi Priangan saat dipimpin oleh Dipati Ukur.
Makam Raden Kapiten Saleh ini juga diperkirakan adalah sebuah makom atau petilasan dari pasukan Dipati Ukur untuk menyimpan perlengkapan perang nya agar menghilangkan jejak sebelum melanjutkan perjalanan kembali untuk bersembunyi di sekitar Gunung Pangporang dan Gunung Pangparang dan menghindari dari kejaran pasukan Mataram yang akan menghukumnya. Keterangan ini terdapat dalam sebuah naskah yang ditulis pada tahun Jim Awwal, tanggal 4 Muharram, atau sesuai dengan tanggal 2 Februari 1778. (Sumber; https://bandungbergerak.id/article/detail/1598249/peta-perjuangan-dipati-ukur-beserta-situs-petilasannya-di-gunung-gunung-bandung-raya-1)
Kedepannya diharapkan agar dilakukan penelitian yang lebih serius lagi tentang makam Raden Kapiten Saleh ini agar didapat sebuah kesimpulan yang kuat tentang sejarah adanya peninggalan dari prajurit Sultan Agung dari Mataram di desa Bojong Kulur ini. Untuk itu dibutuhkan pelibatan ahli Arkeologi dan Filologi agar didapat pendapat dan sebuah laporan penelitian yang ilmiah dan kajian akademis tentang Makam atau Petilasan ini.
Diharapkan dengan adanya cagar budaya sebuah makam tokoh dan pahlawan bangsa di Desa Bojong Kulur ini akan menjadi aset pariwisata umum dan keagamaan yang menarik serta akan mengundang banyak peminat dan wisatawan datang dari berbagai daerah lainnya, khususnya dari tanah leluhur di jawa barat dan jawa tengah.
Selamat Hari Jadi Bogor ke-543 Kabupaten Bogor
*) Penulis Adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute.
Bogor, 12 Juni 2025
Sumber:
- Diskusi Dengan Beberapa Tokoh Masyarakat Bojong Kulur
- Website Desa Bojong Kulur
- https://bandungbergerak.id/article/detail/1598249/peta-perjuangan-dipati-ukur-beserta-situs-petilasannya-di-gunung-gunung-bandung-raya-1
- Beberapa artikel terkait sebagai verifikasi dan konfirmasi dataÂ